Berikut Besaran Ekspor Riau Berdasarkan Data BPS

17 Juli 2022
Ilustrasi/Net

Ilustrasi/Net

RIAU1.COM - Nilai ekspor Riau berdasarkan harga Free On Board (FOB) pada bulan Juni 2022 sebesar US$ 2,01 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 94,93 persen dibanding ekspor bulan Mei 2022 sebesar US$ 1,03 miliar.

Yang mana, ekspor nonmigas dari US$ 826,58 juta pada bulan Mei 2022 naik menjadi US$ 1,87 miliar pada bulan Juni 2022. Sedangkan ekspor migas dari US$ 205,81 juta pada bulan Mei 2022 turun menjadi US$ 135,01 juta pada bulan Juni 2022.

"Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya ekspor nonmigas sebesar 127,13 persen, meskipun ekspor migas mengalami penurunan sebesar 34,40 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfaruddin, Ahad (17/7/2022).

Terdapat sepuluh golongan barang ekspor nonmigas terbesar bulan Juni 2022 dibanding Mei 2022. Sementara, dari jumlah itu ada sembilan golongan barang ekapor mengalami kenaikan.

Sembilan golongan ekspor terbesar di antaranya yaitu lemak dan minyak hewan/babati sebesar US$ 884,12 juta, bubur kayu (Pulp) US$ 49,68 juta.

Lalu, berbagai produk kimia US$ 42,15 juta, kertas dan karton US$ 39,90 juta, ampas dan sisa industri makanan US$ 33,81 juta, dan bahan-bahan nabati US$ 6,53 juta.

"Sedangkan yang mengalami penurunan hanya Bahan Kimia Organik sebesar US$ 19,40 juta," urainya.

Selama Januari-Juni 2022, ekspor 10 golongan barang utama nonmigas memberikan kontribusi sebesar 99,28 persen terhadap total ekspor nonmigas.

"Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang utama nonmigas tersebut mengalami kenaikan sebesar 19,14 persen terhadap periode yang sama tahun 2021," sebutnya.

Selama Januari-Juni 2022, nilai ekspor Riau mengalami kenaikan sebesar 14,80 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Kondisi ini disebabkan oleh naiknya ekspor nonmigas sebesar 18,99 persen, meskipun ekspor migas mengalami penurunan sebesar 15,51 persen.

"Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 94,57 persen, meskipun ekspor industri pengolahan hasil minyak mengalami kenaikan sebesar 376,27 persen," jelasnya.*