Hari Raya Adat Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan, Sejumlah Harapan Disampaikan

3 Mei 2022
Saat perayaan adat Kerajaan Gunung Sahilan

Saat perayaan adat Kerajaan Gunung Sahilan

RIAU1.COM - Raya Adat yang sudah menjadi tradisi di kawasan Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau, layak menasional karena kaya dengan pesan-pesan kearifan lokal yang dapat menjadi pembentukan karakter bangsa.

Setidak-tidaknya kegiatan ini dapat terdaftar dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia, sehingga wajib dipelihara dan dikembangsuburkan tidak saja pemangku kebudayaan setempat, tetapi juga oleh pemerintah.

Hal itu dikatakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau (Ketum DPH LAMR), Datuk Seri Drs. H. Taufik Ikram Jamil, M.Ikom, (DS TIJ) dalam sambutannya pada Hari Raya Adat Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan, hari Selasa (03/05). 

Ini merupakan tugasnya yang pertama setelah dikukuhkan sebagai Ketum DPH oleh Datuk Seri Setia Amanah Gubernur Riau akhir pekan lalu. Bersamanya dikukuhkan pula Datuk Seri H. Raja Marjohan Yusuf sebagai Ketum Majelis Kerapatan Adat (MKA), beserta semua unsur pengurus termasuk Dewan Kehormatan Adat (DKA). 

Menurut Datuk Seri Taufik, kegiatan ini tidak saja langka di Riau, tetapi juga Indonesia. Nilai yang dibawanya amat kuat seperti pengukuhan silaturahim dengan menjemput antardatuk oleh datuk-datuk itu sendiri, kemudian dilanjutkan menjemput Raja Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan, T. Nizar berserta permaisuri dan perangkat kerajaan lainnya. Mereka kemudian bersama-sama menuju alun-alun untuk menemui masyarakat banyak. 

Setiba di alun-alun, berbagai hal ditampilkan termasuk keragaman karya seni sebagai manifestasi pesan adat. Istimewanya lagi ditegakkan panji-panji adat setiap suku, diringi dengan pembacaan terombo adat Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan, yang menggugah rasa kebersamaan dan adab pergaulan sesama. Berbagai kegiatan dilaksanakan mengiringi pertemuan ini seperti pacu sampan antar suku. 

“Ini semua mengajarkan antara lain bagaimana kita harus selalu ingat kepada jati diri, kepada sejarah, untuk pembangunan masa depan,” kata Datuk Seri Taufik. 

Menurutnya, sudah pada tempatnya LAMR ikut mendorong kemajuan aktivitas adat di Gunung Sahilan, misalnya Hari Raya Adat itu sendiri menjadi WBTB Indonesia. Apalagi, hubungan LAMR dengan Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan sangat erat, karena ninik-mamak di kawasan ini ikut mendirikan LAMR tahun 1970. 

Sebelumnya, Yang Dipertuan Agung Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan, T. Nizar berharap LAMR dapat menjadi perpanjangan tangan pihaknya dengan pemerintah Provinsi Riau sesuai dengan daya upaya yang ada di bidang adat.  Selain itu, ia juga berharap pemerintah setempat untuk menambah perhatian infrastruktur seperti jalan dan surat-surat kepemilikan seperti tanah. 

Camat Gunung Sahilan, Musnaini mengatakan, perhatian kepada apa yang disebut pewaris Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan tersebut, memang sudah menjadi kewajiban dari pihaknya. Ia telah meminta perangkat desa setempat menginventarisasi keadaan dan persoalan untuk dicarikan jalan keluarnya dalam musyawarah pembangunan.*