Harga Referensi CPO Meningkat, Penerimaan Kepabeanan di Riau Capai Rp 3,73 Triliun
Ilustrasi/Net
RIAU1.COM - Penerimaan kepabeanan dan cukai di Riau periode Januari-Maret 2022 mencapai Rp3,73 triliun.
"Alhamdulillah, penerimaan kepabeanan dan cukai di Riau pada triwulan satu mencapai Rp3,73 triliun atau 138,65 persen melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp2,69 triliun," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Provinsi Riau, Agus Yulianto, Jumat (15/4/2022).
Ia menjelaskan, bahwa penerimaan bea cukai tersebut dihimpun dari empat Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) di Riau. Yaitu, KPPBC Pekanbaru sebesar Rp62 miliar atau 51,33 persen, KPPBC Dumai Rp3,6 triliun atau 143,60 persen, KPPBC Tembilahan Rp9,8 miliar atau 53,38 persen, KPPBC Bengkalis Rp1,3 miliar atau 29,34 persen.
"Penerimaan cukai KPPBC Dumai tertinggi di Riau mencapai Rp3,3 triliun atau 143,60 persen," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya capaian penerimaan bea keluar adalah meningkatnya harga referensi Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya.
Pada bulan Februari lalu, tercatat ada 5 komoditas ekspor yang menyumbang devisa tertinggi. Yaitu, komoditas CPO dan turunannya yang menyumbang devisa 2,44 miliar dollar AS dengan total berat netto ekspor 1,85 juta ton; pulp kayu kimia, soda atau sulfat 380 juta dollar AS dengan total berat netto ekspor 709 ribu ton.
Lalu, minyak petroleum dan minyak bitumen 303 juta dollar AS dengan total berat netto ekspor 390 ribu ton; asam lemak monokarboksilat industri 210 juta dollar AS dengan total berat netto ekspor 136 ribu ton; serta kertas dan kertas ton 159 juta dollar AS dengan total berat netto ekspor 224 juta ton.
Sedangkan, lima komoditas impor tertinggi bulan Februari di Riau, yakni kalium klorida menyumbang 91 juta dollar AS dengan total berat netto impor 164,6 juta kg; produk mineral 47 juta dollar AS dengan total berat netto impor 57,2 juta kg; sulfonasi, nitrasi atau nitrosasinya 15,8 juta dollar AS dengan total berat netto impor 37,2 juta kg; unsur penyubur nitrogen 15,5 juta dollar AS dengan total berat netto impor 14,6 juta kg dan pati inulis 8,9 juta dollar AS dengan total berat netto impor 17,1 juta kg.*