Hari Bahasa Ibu Internasional, Pemprov Riau: Keberagaman Bahasa Daerah Harus Tetap Dipelihara
Asisten III Setdaprov Riau, Joni Irwan dalam arahannya
RIAU1.COM - Asisten III Setdaprov Riau Joni Irwan, menghadiri dan memberikan sambutan pada kegiatan Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2022 di Pekanbaru, Senin (21/02/2022).
Sebagai informasi, Hari Bahasa Ibu Internasional berawal dari gerakan bahasa oleh orang-orang Bangladesh yang waktu itu masih disebut orang Pakistan Timur. Pada 1948, Pemerintah Pakistan mendeklarasikan bahasa Urdu sebagai satu-satunya bahasa nasional. Akibatnya, rakyat Pakistan Timur yang berbahasa Ibu Bangla atau Bengali melakukan protes dan meminta pemerintah juga mengakui bahasa Bangla sebagai bahasa nasional.
"Protes dan demontrasi itu berjalan ricuh, karena pada 21 Februari 1952, demonstrasi itu berakhir dengan adanya korban jiwa. Peristiwa inilah yang kemudian dijadikan sebagai tonggak dari Hari Bahasa Ibu Internasional oleh Unesco dimana terjadi peristiwa yang dianggap sebagai pembelaan terhadap bahasa ibu," ujar Joni.
Joni menyebutkan, Indonesia beruntung karena dari 718 bahasa daerah yang terdata sampai saat ini yang menjadi sebagian besar bahasa ibu masyarakat Indonesia, tidak membuat Indonesia terpecah-belah.
"Para pendahulu kita telah mengajarkan kita menghargai keberagaman. Keragaman bahasa daerah yang ada di Indonesia harus tetap terpelihara," imbuh Joni.
Selain itu, Joni mengungkapkan keragaman bahasa inilah yang hendaknya dapat memupuk kesadaran akan keberagaman yang ada di masayrakat, juga dapat memunculkan sikap toleran terhadap keberagaman tersebut.
"Peristiwa di Bangladesh cukup menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak terjatuh pada situasi yang sama. Perpecahan dan konflik hanya akan merugikan bangsa ini," ungkap Joni.
Joni juga menyebutkan, bahwasanya Hari Bahasa Ibu Internasional ini mengangkat tema 'Menggunakan Teknologi untuk Pembelajaran Multibahasa: Tantangan dan Peluang."
"Tema ini diangkat berkenaan dengan potensi dan peran teknologi guna memajukan pendidikan multibahasa dan mendukung pengembangan pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas untuk semua," sebut Joni.
Joni menambahkan, tekonologi memiliki potensi untuk mengatasi beberapa tantangan terbesar dalam pendidikan saat ini. Sejalan dengan tema itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengangkat tema 'Menjaga dan Melestarikan Bahasa Ibu di Era Digital'.
"Dunia digital sekarang ini membuat sekat dunia seolah tidak ada. Apapun yang ada di belahan dunia lain, dapat dengan cepat menyebar," tambahnya.*