Saat prosesi adat lepas Brigjen TNI M. Syech Ismed
RIAU1.COM - Mohon pamit kepada masyarakat Riau, khususnya tokoh pemuka masyarakat disampaikan Komandan Korem 031/WB Brigjen TNI M. Syech Ismed.
Hal ini disampaikan Danrem 031/WB saat menghadiri acara Majelis Upah-Upah yang diadakan oleh Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR).
Majelis Upah-upah tersebut, dalam rangka Mengantar Tugas Brigjen TNI M. Syech Ismed Datuk Panglimo Ompu Alam Bosa, Datuk Panglimo Kayo dari Provinsi Riau ke tempat tugas baru di Aceh.
Pada kesempatan itu, Syech mengatakan, sehubungan dengan akan berakhirnya masa jabatan sebagai Danrem 031/WB maka dirinya mohon pamit untuk melanjutkan tugas dalam jabatan yang baru di Aceh sebagai Kapok Sahli Pangdam Iskandar Muda-Aceh.
"Kami pada hari ini merasa sangat terhormat dan sangat bangga, karena kami diacarakan di majelis yang mulia ini, yaitu acara upah-upah untuk mengantarkan kami melaksanakan tugas ditempat yang baru," ujar Syech.
Alumni Akademi Militer 1993 itu juga mengucapkan terimakasih atas dukungan dan kerjasama semua pihak selama dirinya mengemban tugas di Provinsi Riau sebagai Danrem 031/WB, sehingga dapat bekerja maksimal dalam membantu pemerintah daerah.
"Saya sangat berterimakasih karena masyarakat, tokoh masyarakat, kelompok agama, kelompok pemuda dan seluruh elemen yang ada di Provinsi Riau ini sangat mendukung dan mensupport saya. Utamanya para media, awak pers juga sangat mendukung saya," sebutnya, seraya menyebutkan ini semua berkat arahan, bimbingan, dan support dari masyarakat Provinsi Riau.
Selama lebih kurang 22 bulan menjadi Komandan Korem 031/WB, Brigjen TNI M. Syech Ismed mendapat 2 gelar adat, yaitu Datuk Panglimo Ompu Alam Bosa dan Datuk Panglimo Kayo. Untuk itu, ia berjanji akan menjalankan kepercayaan itu dengan sebaiknya.
"Saya berjanji kepada diri saya akan menjalankan kepercayaan ini dengan sebaik-baiknya dan doakan saya semoga bisa tetap eksis di TNI AD," pinta Syech.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Pria kelahiran Riau itu menyampaikan permohonan maaf jika terdapat tutur kata, sikap, maupun tingkah laku serta kebijakan-kebijakan yang kurang berkenan selama bertugas di wilayah Riau.
"Saya mewakili diri saya, istri saya, anak-anak saya, dan seluruh keluarga saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," tutupnya.
Ketua FKPMR, Chaidir, mengatakan bahwa tradisi adat upah-upah merupakan tradisi yang berasal dari Rokan Hulu. Tradisi ini dimaksudkan memberikan doa restu kepada tokoh yang dilakukan upah-upah.
"Mengembalikan semangatnya, kemudian memberikan doa restu supaya selamat dalam menjalankan tugas, selamat dalam menjalani kehidupan dan hidup berkah. Itulah esensi dari tradisi upah-upah di Kabupaten Rokan Hulu," tutur Chaidir.*