Aktivitas perdagangan dan ekonomi/net
RIAU1.COM -Gubernur Riau Syamsuar, menerima silaturahmi Kepala Bank Indonesia (BI) Riau yang baru di Kediaman Gubernur Riau, Senin (31/01/2022).
Dalam pertemuan silaturahmi tersebut, Mantan Kepala BI, Decymus memperkenalkan kepada gubernur Riau Kepala BI yang baru, yaitu Muhammad Nuh.
Sebagai informasi, Kepala BI yang baru ini telah dilantik oleh Gubernur Bank Indonesia pada 18 Januari 2022. Muhamad Nur, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Grup Departemen Komunikasi. Saat ini menggantikan Kepala BI Riau yang lama, Decymus. Sementara Decymus, dilantik sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia New York
"Jadi kami di internal sudah serah terima pak, artinya mulai besok Pak Muhammad Nuh inilah yang akan melanjutkan kinerja saya kedepannya pak," ucap Decymus.
Ia juga menyampaikan, bahwa gubernur Riau pernah berpesan kepada pihaknya untuk mempercepat hirilisasi ekonomi. Dari dulu Riau ini tidak lepas dari sawit, dibandingkan dengan negara Malaysia nilai ekonomi devisanya lebih besar dan jauh lebih tinggi daripada Provinsi Riau.
"Untuk itu harus dilakukannya hirilisasi dan proses hirilisasi ini tentu tidak mudah, kita harus membantu pak Gubri dalam mendatangi investor," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Gubri Syamsuar menyatakan, selama ini Bank Indonesia banyak membantu pihaknya dengan ikut berkontribusi membangkitkan ekonomi Riau dari pandemi Covid-19.
"Bank Indonesia juga peduli dengan UMKM, karena UMKM menyunbang banyak untuk perekonomian di Riau ini," imbuh Syamsuar.
Lebih lanjut, Syamsuar mengungkapkan, masih banyak UMKM ini yang belum mendapatkan akses bantuan pendanaan dan proses sertifikadi halal bpom hingga SNI.
"Untuk itu, kita juga meminta bantuan BI agar dapat membantu UMKM kita yang masih belum mendapatkan akses bantuan dana ini," ungkap Syamsuar.
Selain itu, Syamsuar juga berharap hirilisasi dari komoditi - komoditi anggaran yang ada di Provinsi Riau ini didukung oleh pihak Bank Indonesia.
"Kita juga berharap BI mendukung hirilisasi terkait anggaran yang ada di Riau ini, juga saya minta batasi quota antara kebutuhan untuk produksi lokal dan ekspor," harap Syamsuar.*