Saat peluncuran program
RIAU1.COM - Pemerintah telah menetapkan pencegahan stunting sebagai program prioritas nasional. Sebab itu, di Riau, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja (WK) Rokan bergerak mendukung upaya tersebut dengan meluncurkan Program Pencegahan Stunting melalui Aktivasi Posyandu pada Masa Pandemi COVID-19. Peluncuran program dilakukan secara luring dan daring, Selasa (12/10).
"PHR WK Rokan ingin berkontribusi terhadap upaya pemerintah dalam mengatasi masalah stunting. Pada tahap awal ini, program akan dijalankan di dua kecamatan di sekitar wilayah operasi perusahaan kami, yakni Kecamatan Mandau di Kabupaten Bengkalis dan Kecamatan Kandis di Kabupaten Siak,” terang VP Corporate Affairs PHR WK Rokan Sukamto Tamrin dalam sambutannya dalam peluncuran program tersebut.
Kedua kecamatan tersebut, lanjut Sukamto, memiliki tingkat kasus stunting yang cukup tinggi di Riau. Dan PHR WK Rokan menggandeng Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Riau sebagai mitra pelaksana program.
Program pencegahan stunting yang dijalankan PHR WK Rokan, sambung dia, selaras dengan program pemerintah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/ Daerah (RPJMN/ RPJMD) tahun 2019-2024.
"Program kami juga sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals nomor tiga, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Berdasarkan data di tingkat provinsi, angka prevalensi stunting di Riau sebesar 23,7% pada tahun 2020. Angka tersebut ditargetkan turun menjadi 14% pada 2024," paparnya menjelaskan.
Untuk diketahui, Program PHR WK Rokan untuk pencegahan stunting, akan dilaksanakan di Posyandu Mawar Jingga di Kelurahan Air Jamban, Mandau, dan Posyandu Kasih Ibu di Desa Libo Jaya, Kandis.
Program berdurasi empat bulan ini memiliki kegiatan utama, antara lain, pemberdayaan kader Posyandu, pelaksanaan kegiatan rutin bulanan Posyandu, promosi dan sosialisasi kesehatan, serta pemberian makanan tambahan. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan status gizi pada Ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun dengan mobilisasi Posyandu.
Pelaksanaan program menerapkan pola pentahelix, atau kerja sama multipihak yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media. Pola penerapan dan jenis program ini merupakan wujud komitmen Pertamina untuk mengembangkan dan melibatkan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pada peluncuran program ini juga dihadiri Sekretaris Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (BP3AP2KB) Riau, Raja Siti Nuraisyah mewakili Gubernur Riau.
"Pemerintah Provinsi Riau sangat menyambut baik kegiatan yang ditaja oleh PHR dan PKBI Riau, yang sejalan dengan upaya peningkatan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” tutur Raja Siti Nuraisyah.
Acara peluncuran juga dihadiri oleh perwakilan dari Bappeda, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, PKK, camat, kepala desa/ lurah, dan kader Posyandu.
Seperti diketahui, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Kondisi itu mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, baik itu dari sisi fisik maupun perkembangan otak. Stunting dapat menjadi ancaman utama terhadap kualitas SDM dan kemampuan daya saing bangsa.***