Ilustrasi/Net
RIAU1.COM - Asisten II Setdaprov Riau Evarefita menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) dan sosialisasi serta meresmikan Tim Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove Provinsi Riau Tahun 2021 yang digelar Senin (20/9/2021).
"Kawasannya memiliki luas yang mencapai 5,3 juta hektar atau 55,7 persen dari total kawasan gambut di Indonesia yang berada di Pulau Sumatra," kata Evarefita.
Sambung dia, terdapat kawasan mangrove yang mengalami kerusakan seperti ekosistem dan degradasi seperti disepanjang pantai timur pulau sumatra dengan luas wilayah 6223 hektar.
"Ekosistem gambut mengalami kerusakan akibat terjadinya deforestasi dan kebakaran hutan sedangkan dikawasan gambut terjadi deforestasi dan erosi pantai," ujarnya.
Karena itu, permasalahan yang seperti ini ditetapkan menjadi prioritas oleh Badan Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove (BRGM) Republik Indonesia.
Dengan terjadinya kerusakan yang cukup parah dalam restorasi gambut dan mangrove seperti karhutla, banjir dan abrasi ini diperlukan upaya penyelamatan dan perlindungan yang efektif dan cepat dalam penanganannya.
"Kerusakan yang terjadi ini diperlukan upaya penyelamatan dan perlindungan yang efektif dalam penanganannya agar masyarakat kita tidak perlu menghadapi dampaknya," ujarnya.
Selain itu, kerusakan yang terjadi ini tidak hanya berdampak terhadap lingkungan tapi juga kepada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat terutama masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah yang sering terjadinya karhutla dan banjir tersebut.
"Dengan begitu, ini menjadi dampak kerusakan yang sangat mempengaruhi baik di wilayah darat maupun di wilayah perairan, berdampak tidak baik seperti yang diakibatkan oleh kabut asap dan abrasi yang mengeras bahkan antara negara di pulau pulau terluar," terangnya.*