Gubri saat melantik Komisi Film Riau/ist
RIAU1.COM -Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar resmi melantik pengurus Komisi Film Daerah Riau yang diketuai oleh Ahmad Syafi di Gedung Daerah Balai Serindit, Rabu malam (31/3/21). Komisi Film Riau merupakan lembaga yang diproyeksi sebagai penyedia jasa layanan lokasi dan layanan produksi di Riau untuk kepentingan produksi film baik dari dalam maupun luar negeri.
Dalam pelantikan Komisi Film Daerah Riau tersebut, Gubri didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat, dan Ketua Badan Riau Creative Network (BRCN) Husnul Kausarian.
"Saya percaya bahwa saudara-saudari akan menjalankan tugas sebaiknya sesuai dengan tanggung jawab yang diamanahkan," katanya.
Gubri menuturkan, pelantikan Komisi Film Daerah Riau ini sejalan dengan Hari Film Nasional dan juga akan mulai kembali menggerakkan bukanya bioskop yang ada di Kota Pekanbaru.
Walaupun demikian menurut Gubri, tentunya protokol kesehatan tidak boleh diabaikan dan ia juga mengakui sudah memberikan pengarahan kepada pihak bioskop untuk terus mematuhi protokol kesehatan yang ketat. "Harus patuh terhadap protokol kesehatan dengan separuh kapasitas yang boleh diizinkan ini demi keselamatan semua," ujarnya.
Sementara itu, Ahmad Syafiq, ketua Komisi Film Riau mengatakan Film merupakan medium yang sempurna untuk mempromosikan potensi budaya dan bentang alam yang indah, menjadi kekayaan utama bagi industri perfilman nasional dan menjadi daya tarik industri perfilman nasional maupun internasional.
“Potensi inilah yang hari ini diperjuangkan perkembangannya oleh Bapak Gubernur, Drs. H Syamsuar Msi, dengan mempersiapkan perangkat daerah dan pelaku perfilman untuk mengelola ekosistem perfilman di Riau melalui Komisi Film Riau (KFR) “ jelasnya.
KFR kedepannya akan mampu memberikan dampak yang menguntungkan bagi suatu daerah yang menjadi penyelenggara dan tentu juga bagi rumah produksi fim (production house), keuntungan jangka pendek ialah berupa transaksi ekonomi dengan kelompok pengusaha lokal terkait selama kegiatan produksi film berlangsung dan untuk keuntangan jangka panjang berupa efek ganda dari publikasi ataupun promosi daerah melalui media film sebagai alat pemasaran di sektor pariwisata dan seni.
“Harapannya, KFR mampu mengakselerasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Pemerintah Daerah setempat, maupun Pedapatan Domestik Bruto (PDB) nasional melalui bidang ekonomi kreatif khususnya sub sektor perfilman” jelas syafiq di akhir sambutannya.*(rls)