Agus Salim
Agus Salim, seorang pekerja pengeboran minyak dan gas saat meninjau lokasi semburan gas dan lumpur di areal Pesantren Al Ihsan menyebutkan, setidaknya sudah ada lima kali kejadian serupa di wilayah Tenayan Raya, keluarnya gas saat pengeboran sumur.
"Sudah pernah dulu, ini kejadian kelima kayak gini, tapi kurang lebih satu bulan lah dibiarkan habis sendiri," jelas Agus Salim saat diwawancarai Riau1.com Sabtu (6/4)
Agus yang mengaku bekerja di beberapa perusahaan pengeboran, dan membidangi lumpur ini menyatakan, semburan gas kali ini lah yang paling besar, karena biasanya hanya semburan kecil.
"Karena ini lebih besar tekanannya, bisa saja memakan waktu yang lebih lama dari yang sebelum sebelumnya," kata Agus Salim.
Selain itu, menurutnya, kejadian ini merupakan akibat terperangkapnya gas yang ada di bawah tanah sehingga saat dilakukan pengeboran, gas tersebut akan menyembur keluar.
"Itu sebenarnya karena ada gas yang terperangkap di dalam tanah jadi saat digali gas itu nyembur keluar, kalau dibiarkan aja habis sendiri tapi waktunya berapa lama yang kita enggak tau," pungkasnya.
Dia mengatakan jika dalam beberapa waktu semburan gas ini tidak berhenti, berarti ada potensi ekonomis dan dapat dimanfaatkan untuk bisnis. "wilayah ini sama denga Pelalawan, punya potensi gas bukan minyak," ucap Agus.
Kenapa gas bukan minyak?, Agus menuturkan bahwa material yang dilontarkan semburan berupa bebatuan bukan pasir. "Disini tidak ada minyak, karena yang dilontarkan bebtuan bukan pasir. Kalau pasir berpotensi minyak bumi," tutup Agus.(ame/riz)