Demografis Riau Dinilai Potensial dalam Penyelundupan Narkoba

13 November 2020
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM - Penyeludupan narkoba yang masuk dari negara lain ke wilayah Indonesia 80 persen melalui jalur laut. 

Hal tersebut dikatakan Kabid P3M BNNP Provinsi Riau, Haldun dalam FGD penyusunan rencana aksi Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN) yang diikuti oleh Perangkat Daerah lingkup Pemprov Riau di Kantor Bappedalitbang Provinsi Riau, Kamis 11 November 2020.

Lebih lanjut Haldun menyampaikan, kondisi geografis negara Indonesia yang mayoritas berupa lautan dimanfaatkan sebagai jalur favorit bagi para sindikat untuk melakukan penyeludupan narkoba dari luar negeri. 

"Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan jalur laut menjadi pintu masuk paling dominan. Jalur yang melewati pelabuhan-pelabuhan ilegal ini ditempuh karena semakin ketatnya pengawasan di bandara," terangnya. 

Di Provinsi Riau juga terdapat beberapa jalur laut yang dimanfaatkan untuk penyeludupan narkoba dari negara lain. Menurutnya, demografis Riau yang sangat besar menjadi pasar potensial peredaran gelap narkoba. 

"Narkoba ini bukan hanya menyasar pada orang dewasa dan remaja saja tetapi juga anak-anak," ujarnya.

Sementara itu, penyalah guna narkoba di Provinsi Riau mencakup beberapa kategori diantaranya, kategori pekerja 65,38 persen, kategori tidak bekerja 28,85 persen dan kategori pelajar mahasiswa 6,86 persen. 

Haldun menyebutkan sepanjang tahun 2019 sudah 950 NPS (narkoba jenis baru) yang sudah beredar di dunia. Sebanyak 77 NPS lainnya sudah beredar di Indonesia. 71 NPS sudah diatur dalam Permenkes dan 6 NPS belum diatur. 

"Perkembangan NPS menciptakan celah bagi kejahatan dikarenakan banyak narkotika jenis baru yang belum diatur oleh hukum," pungkasnya.