ilustrasi
RIAU1.COM - Program padat karya mangrove saat ini digulirkan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, sekaligus untuk memulihkan lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS) Indragiri Rokan di Provinsi Riau.
Pelaksanaan padat karya mangrove di Provinsi Riau, mencapai 692 ribu hektar. Lokasi kegiatan tersebar di 5 Kabupaten, yakni Kabupaten Rokan Hilir (25 ha), Kab.Siak (8 ha), Kabupaten Bengkalis (319 ha), Kab. Kepulauan Meranti (55 ha), dan Kab. Inhil (285 ha).
''Alhamdulillah kegiatan dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi Nasional. Di Riau berhasil menyasar 36 kelompok tani dengan sekitar 1.552 orang anggota. Mereka inilah masyarakat yang mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari program padat karya mangrove,'' kata Kepala BPDASHL Indragiri Rokan KLHK, Ir. Tri Esti Indrarwati, M.Si akhir pekan lalu.
Adapun progres pelaksanaan saat ini telah dilaksanakan koordinasi dan penyusunan rancangan teknis penanaman bersama kelompok masyarakat. Dalam hal ini tim BPDASHL Indragiri Rokan, melakukan pendampingan langsung kepada kelompok masyarakat di lapangan.
''Kita bantu dampingi mulai dari verifikasi lokasi, penyusunan Rancangan Anggaran Belanja (RAB), pengesahan persetujuan kegiatan, sampai memastikan ketersediaan bibit,'' ujar Esti.
Dengan adanya program padat karya mangrove, sambung dia, masyarakat akan mendapatkan manfaat langsung berupa tambahan penghasilan berupa upah harian. Sedangkan untuk jangka panjang, akan terlaksana pemulihan lingkungan ekosistem mangrove di kawasan pesisir.
Sementara itu Ketua Rumah Alam Bakau, Sei.Apit, Kabupaten Siak, Setiono, menyampaikan ucapan terimakasih atas program padat karya mangrove di kampungnya. Penggiat lingkungan ini mengatakan, program padat karya mangrove sangat membantu masyarakat di masa sulit pandemi.
''Karena melalui program ini masyarakat mendapatkan dana riil sesuai dengan berapapun luas lahan yang tersedia dan sanggup dikerjakan. Dari program ini anggota kelompok kami bisa mendapatkan upah harian dan ini sangat bernilai artinya di masa sulit pandemi,'' kata Setiono.
Rumah Alam Bakau akan mengerjakan program padat karya mangrove sekitar 3 hektare. Dan saat ini telah dilakukan penanaman bibit mangrove oleh anggota kelompok.
''Masyarakat semangat melaksanakan program padat karya mangrove ini, karena manfaatnya selain ekonomi juga memulihkan lingkungan sekitar. Kami berterimakasih pada Bapak Presiden dan Ibu Menteri atas adanya program padat karya mangrove ini,'' demikian Setiono.