Polisi Disebut Lakukan Kekerasan saat Aksi di DPRD Riau, Kapola Diminta Mundur

8 Oktober 2020
Polisi bubarkan massa aksi

Polisi bubarkan massa aksi

RIAU1.COM - Presiden Mahasiswa Universitas Riau, Syafrul Ardi menyebutkan, ada rekan-rekannya yang mengalami luka-luka akibat kekerasan dari pihak keamanan saat aksi tolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja di luar gedung DPRD Riau, Kamis 8 Oktober siang hingga petang.

"Saat Koalisi Rakyat Riau baru datang itu, sudah langsung menerima tembakan gas air mata. Updetan yang korban lumayan banyak luka-luka dikarenakan tembakan bahkan terjatuh dikejar-kejar," kata Syafrul Ardi.

Dia menilai, apa yang dilakukan pihak keamanan tidak sesuai dengan prosedur pengamanan saat aksi massa digelar. Dan Syafrul Ardi meminta Kapolda Riau mundur dari jabatannya saat ini.

"Kami menilai ini tak sesuai dari protap Dalmas, terutama untuk pengamanan. Maka dengan ini rasanya kami menuntut Kapolda Riau untuk mundur, dikarenakan tidak pantas menjadi Kapolda Riau. Dikarenakan brutal menghadapi mahasiswa di dalam pengamanan aksi. Padahal aksi kami lakukan dengan damai," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, tindakan kekerasan yang dilakukan pihak Kepolisian kepada massa aksi tolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja di luar gedung DPRD Riau ini menelan korban luka-luka, satu diantaranya Ketua HMI Cabang Pekanbaru Heri Kurnia.

Dengan adanya kekerasan tersebut, dan disahkannya omnibus law Undang-undang Cipta Kerja tersebut, Badko HMI Riau-Kepri menyatakan besok, Jum'at 9 Oktober 2020 pihaknya akan kembali menggelar aksi jilid 2 untuk tuntutan yang sama.