Ilustrasi (foto: Istimewa/coockpad.com)
RIAU1.COM - Jika ditanya satu per satu tentang keberadaan kue asidah kepada kaum milenial Riau saat ini, mungkin banyak yang menggelengkan kepala lantaran jarang mendengar tentang kue tradisional ini.
Tak ada catatan pasti kapan jajanan yang sulit ditemukan ini mulai beredar dikalangan masyarakat.
Namun yang pastinya kue ini lahir pertama kali karena terinspirasi dari makanan asal Arab hingga Afrika dinukil dari bobo.grid.id, Rabu, 12 Agustus 2020.
Khusus untuk negara asalnya, kue asidah dihidangkan untuk sarapan. Sementara di Riau disajikan sebagai pelengkap teh atau kopi untuk segala cuaca. Dinikmati pertama kali oleh para raja-raja Melayu zaman dulu. Itu, karena kue asidah hanya boleh disajikan di saat-saat tertentu.
Seperti pada acara kenduri, tunangan, hari raya keagamaan, syukuran, hingga prosesi mengantarkan kue ketika dua orang hendak menikah.
Tak hanya itu, kue asidah juga memiliki aturan saat pertama diperkenalkan. Ketika ingin memakannya, seseorang harus mulai memakan kue ini dari bagian bawah, bukan bagian atas.
Sebab, jika memakan kue asidah dari bagian atas terlebih dulu, maka akan dianggap tidak sopan oleh para kalangan pembesar hingga raja-raja.
Untuk diketahui, kue asidah terbuat dari bahan-bahan seperti kayu manis, pandan, cengkeh.
Rasanya manis dan gurih dengan tekstur lembut. Ketika dihidangkan ditambahkan dengan bawang goreng di atas kue asidah dengan bentuk yang bermacam-macam.
Namun, biasanya kue asidah berbentuk daun, tetapi ada pula yang berbentuk bunga mawar, jambu, bulat, dan sebagainya.