Ekspor Komoditi Pertanian ke Malaysia dan Singapura Menjanjikan, Gubri Syamsuar Minta Lahan Terlantar Digarap
Syamsuar (int)
RIAU1.COM - Lahan-lahan terlantar yang ada, diharapkan gubernur Riau Syamsuar agar dapat digarap dan dimanfaatkan secara optimal sebagai salah satu upaya dalam membantu pemulihan ekonomi masyarakat.
Syamsuar mengatakan hal itu saat menghadiri kegiatan panen jagung di lahan tanaman pangan binaan Polda Riau, Jalan Pemda, Kabupaten Pelalawan, Jumat 24 Juli 2020.
"Terhadap tanah terlantar yang mungkin masih banyak terlantar di kampung-kampung agar rutin digarap, tentunya dalam suasana covid-19 ini kita tak boleh kalah. Kita butuh makan, kita butuh pangan, jadi ini bagian upaya kita dalam menggerakkan dan memulihkan ekonomi di Riau ini," katanya.
Dia juga meminta agar para bupati/walikota dapat meneruskan program ketahanan pangan di masing daerah dan terus mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan-lahan terlantar.
"Kita berharap agar program seperti ini dapat diteruskan supaya ini menjadi salah satu kekuatan pangan di Riau. Khususnya dalam menghadapi pandemi covid-19 ini," ujarnya.
Dalam berbagai kesempatan, Syamsuar memang kerap menekankan akan pentingnya pengembangan sektor pertanian dalam upaya membantu pemulihan ekonomi.
Sebelumnya juga sempat ia sampaikan kepada masyarakat saat menghadiri kegiatan tanam perdana program peremajaan sawit rakyat di Kecamatan Siak Kecil, Bengkalis.
Saat itu, Syamsuar mengatakan beberapa daerah di Riau juga tengah mengembangkan beberapa komoditi yang memiliki nilai ekspor seperti nenas, talas ungu, dan kencur.
"Untuk tanaman nanas, daerah pengembangan saat ini yakni Kabupaten Kampar, Siak dan Dumai. Produksinya selama ini sudah mencapai 132 ribu ton.
Kemudian kencur, daerah pengembangan Kabupaten Indragiri Hilir, dengan luas lahan 20 ha, dan masih ada potensi 200 hektar." kata Gubri.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk nanas dan kencur ini, selama ini sudah menjadi komoditi ekspor Riau. Negara tujuannya yakni Malaysia dan Singapura, dua jenis tanaman ini masih sangat menjanjikan jika terus dikembangkan.
"Selain dua tanaman tersebut, padi organik juga terus dikembangkan. Daerah pengembangan yang dicanangkan yakni Kabupaten Pelalawan," sebutnya.
Menurutnya, lahan yang sudah dikembangkan untuk padi organik yakni 6.741 hektare (ha) dengan produksi pertahun sebanyak 24.467 ton.
"Untuk potensi lahan yang masih bisa dikembangkan yakni seluas 18 ribu ha,"tuturnya.**