Tanda aksi
Belasan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau dalam tiga hari terakhir ini menggelar aksi di rektorat kampus mereka. Bahkan di lantai 4 gedung tersebut, mereka mendirikan tenda sebagai bentuk kesungguhan agar aspirasinya dipenuhi.
Kepada Riau1.com, Kamis 2 Juli koordinator aksi Dewi Sari yang juga Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) mengatakan, ada beberapa tuntutan yang dilayangkan, diantaranya pemotongan biaya kuliah, bantuan fasilitas kuliah daring dan lainnya.
"Pemotongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 15 persen secara menyeluruh plus banding bagi yang terdampak parah. Dan gratis untuk mahasiswa yatim, serta potongan 50 persen untuk mahasiswa semester akhir (sisa 6 SKS/skripsi)," kata Dewi.
"fasilitas kuliah daring berupa kuota internet 30 gb per bulan dan pembuatan SOP kuliah daring. Serta tuntutan terakhir yakni transparansi anggaran kampus yang diduga rawan dikorup," sambungnya.
Dewi menyebutkan, sebelum aksi tersebut dilakukan, pihaknya sudah melayangkan surat permohonan audensi sebanyak dua kali, namun tidak ada tanggapan dari Rektor Prof Akhmad Mujahidin sebagai pimpinan tertinggi di UIN Suska Riau.
"Surat permohonan audensi pertama tanggal 23 Juni 2020. Lalu permohonan audensi virtual tanggal 25 Juni 2020," ujarnya.
Menanggapi tuntutan mahasiswa tersebut, Rektor Prof Akhmad Mujahidin saat dikonfirmasi Riau1.com, memberikan hasil rapat pimpinan atas aksi kelompok mahasiswa tersebut.
Yang mana rapat pimpinan 2 Juli menghasilkan poin putusan yakni, pimpinan UIN akan menerima saudara (mahasiswa yang menggelar aksi,red) untuk berdialog dalam rapat pimpinan pada Senin 6 Juli 2020 pukul 9 pagi di lantai 5 Rektorat.
Namun demikian, Dewi Sari sebagai koordinator aksi mengaku sudah menerima surat tawaran dialog tersebut, tapi pada Riau1.com dia mengatakan tidak akan memenuhi undangan dialog sebelum tiga tuntutan dipenuhi.
"Kami tidak akan datangi undangan dialog itu sebelum tiga tuntutan yang kami sampaikan dipenuhi. Kami akan tetap duduki Rektorat ini (pasang tenda,red) sebelum tuntutan dipenuhi," tutur Dewi.