LAM Riau Siapkan Tim Pembela UAS Setelah Video Berlabel Penistaan Agama Viral

LAM Riau Siapkan Tim Pembela UAS Setelah Video Berlabel Penistaan Agama Viral

19 Agustus 2019
Gedung Lembaga Adat Melayu Riau Riau (Foto: Zar/Riau1.com)

Gedung Lembaga Adat Melayu Riau Riau (Foto: Zar/Riau1.com)

RIAU1.COM - Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau mengaku siap membela Ustaz Abdul Somad (UAS) yang sempat mendapat tuduhan dugaan sebagai pelaku Penistaan agama.


Bahkan mereka juga akan membentuk tim pembelaan UAS jika memang ceramah melalui video tersebut kemudian dipermasalahkan. Ucapan ini diutarakan oleh Ketua Lembaga Adat Melayu Riau Bidang Agama Islam, Gamal Abdul Nasir, Senin, 19 Agustus 2019.

"Saya hanya melengkapi saja dari apa yang disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Harian (DPH) LAM Riau Syahril Abu Bakar bahwa LAM Riau akan melindungi dan siap mati-matikan membela UAS," sebutnya.

Pembelaan mereka itu selain karena UAS memiliki gelar adat dari LAM Riau, juga apa yang disampaikan oleh Ustaz melalui tausiahnya yang tersebar melalui media sosial hanya untuk internal umat Islam.

Sementara dari pandangan Islam sendiri, apa yang disampaikan oleh UAS adalah benar sesuai dengan ajaran yang telah disampaikan. Sebaliknya, jika agama lain melakukan hal serupa menurutnya umat Islam juga tidak mempermasalahkannya.

Loading...

Karena semua itu terkandung dalam Quran surat Alkafirun ayat 1-6 yang berbunyi katakanlah hai orang-orang kafir, (1) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. (2) Dan kamu bukan penyembah Rabb yang aku sembah. (3) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (4) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Rabb yang aku sembah. (5) Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.

"UAS berceramah itu untuk umat Islam. Jadi tolong itu diingat apa yang disampaikan itu benar menurut agama Islam. Kalau menurut agama lain berbeda itu wajar-wajar saja. Kita juga tidak pernah mempermasalahkan tokoh agama lain mengecilkan agama kita (Islam). Dia menyampaikan untuk umat dia. Selagi seperti itu menurut saya wajar saja. Juga kalau agama lain mendengarkan kemudian marah ya tentu wajar juga. Jadi sebaiknya umat lain tidak perlu mendengarkan itu," tegasnya.