Panglima, Kapolri, BNPB Dan Menteri LHK Tinjau Karhutla Ke Riau, Pengamat: Pemadam Kebakaran
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan rombongan tiba di Lanud Roesmin Nurjadin (Foto: Istimewa/Media Center Karhutla Riau)
RIAU1.COM - Kunjungan pejabat penting ke Riau seperti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Kepala BNPB Letjen Doni Munardo, Senin, 12 Agustus 2019 hingga hari ini dianggap oleh pengamat lingkungan dari UIN Suska Riau, Dr. Elviriadi merupakan sebuah aksi biasa saja.
Ucapan itu diutarakannya, Selasa, 13 Agustus 2019. Menurutnya lebih penting pemerintah pusat melakukan upaya pencegahan. Salah satunya dengan menganggarkan biaya untuk perbaikan hilirisasi secara rutin.
"Sementara wilayah gambut di Riau ini gak dibenahi dari awal. Seharusnya diperbaiki dengan anggaran dari APBN, APBD secara rutin. Sekarang ini kelihatannya sebagai pemadam kebakaran saja. Gak ada program jangka panjang," sebutnya.
Belum lagi kunjungan dari rombongan yang diketahuinya hanya berpatokan pada wilayah yang diduga dibakar oleh masyarakat, yaitu Desa Sering di Pelalawan. Semakin menambah kesan bahwa pelaku pembakaran ini hanya dilakukan oleh orang-perorangan.
Dirinya menginginkan kunjungan dilakukan secara acak seperti di lokasi open access, Lokasi kebakaran yang dilakukan oleh masyarakat sampai pembakaran dilakukan oleh perusahaan.
Selain itu, yang lebih dikhawatirkannya lagi kunjungan rombongan ke desa akan dijadikan sebagai pilot project bahwa kebakaran itu nyatanya dilakukan oleh masyarakat. Seperti yang dilakukan terhadap Desa Sungai Tohor di kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Kita melihat seperti yang sudah-sudah seperti di Sungai Tohor yang dibuat program laboratorium gambut dan lainnya. Kita khawatir, disana akan dijadikan pilot project. Sehingga timbul image bahwa karhutla itu murni dari kejahatan masyarakat," tutupnya.