BBPOM Pekanbaru Amankan Sampel Bakso dan Tepung Mengandung Boraks di Pasar Tradisional Sorek
Kepala BBPOM Pekanbaru dan timnya bersama jajaran terkait saat melakukan pengecekan pangan di Pelalawan, kemarin (Foto: BBPOM)
RIAU1.COM -Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Pekanbaru, Riau mengamankan empat sampel bakso dan satu sampel tepung pijer yang diduga mengandung zat berbahaya, di mana hasil pengecekan petugas, terindikasi adanya Boraks.
Temuan itu, saat tim BBPOM Pekanbaru bersama stake holder lainnya menggelar intensifikasi pengawasan pangan Ramadan, yang dilakukan diempat tempat di Kabupaten Pelalawan, Riau pada Selasa 14 Mei 2019 kemarin.
Kepala BBPOM Pekanbaru M Kashuri melalui bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) BBPOM Pekanbaru, Sonya menjelaskan bahwa dalam kegiatan itu, ada 66 sampel yang dilakukan pengecekan, di mana lima diantaranya terindikasi mengandung zat berbahaya, Boraks.
"Kita melakukan uji empat bahan berbahaya, diantaranya Formalin, Boraks, Rhodamin B, Metanil Yellow. Ada 66 sampel, dan kita temukan ada empat sampel bakso dan satu sampel tepung pijer yang mengandung Boraks," katanya.
Sonya yang berbincang dengan Riau1.com pada Rabu 15 Mei 2019 sore melanjutkan, lima sampel yang mengandung Boraks tersebut ditemukan saat petugas menggelar pengecekan di pasar tradisional Sorek.
"Ada 17 sampel kita uji di pasar tradisional Sorek, 12 sampel tidak terdeteksi mengandung empat bahan berbahaya tersebut, dan lima sampel terdeteksi mengandung Boraks, yang terdiri dari empat sampel bakso dan 1 sampel tepung," lanjutnya.
Selain di Pasar Tradisional Sorek, BBPOM Pekanbaru juga melakukan pengecekan kebeberapa lokasi lainnya di Kabupaten Pelalawan, diantaranya Pasar Takjil Sorek, Pasar tradisional serta Pasar Takjil Pelalawan.
"Di Pasar Takjil Sorek, Pasar tradisional serta Pasar Takjil Pelalawan tidak ditemukan (terdeteksi) sampel yang mengandung empat zat berbahaya tersebut," yakin Sonya.
Sementara sampel yang terdeteksi mengandung Boraks langsung diamankan oleh tim BBPOM Pekanbaru untuk selanjutnya dilakukan pemusnahan. "Kita juga berikan pembinaan kepada produsen sampel tersebut untuk tidak menggunakan bahan berbahaya," pungkasnya.