Kepala BRG RI Serahkan SPKS Program Revitalisasi Ekonomi untuk Masyarakat di Riau

5 April 2019
Kepala BRG RI Nazir Foead saat meninjau hamparan tanaman nenas di lahan gambut Desa Pagaruyung, Kampar. Daerah ini pada 2015 sempat dilanda Karhutla hebat. Selain meninjau budidaya nenas, Nazir juga menyerahkan  SPKS kepada sejumlah Pokmas (Foto: Riau1)

Kepala BRG RI Nazir Foead saat meninjau hamparan tanaman nenas di lahan gambut Desa Pagaruyung, Kampar. Daerah ini pada 2015 sempat dilanda Karhutla hebat. Selain meninjau budidaya nenas, Nazir juga menyerahkan SPKS kepada sejumlah Pokmas (Foto: Riau1)

RIAU1.COM -Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) RI Nazir Foead, Jumat 5 April 2019 siang, menyerahkan Surat Perjanjian Kerjasama Swakelola (SPKS) kepada sejumlah kelompok masyatakat (Pokmas), yang berada dibeberapa Kabupaten di Provinsi Riau.

Penyerahan SPKS itu dilakukan Kepala BRG RI Nazir Foead dalam kunjungan kerja sekaligus peninjauannya di Desa Pagaruyung Kecamatan Tapung Raya, Kabupaten Kampar, Riau pada Jumat siang, didampingi Bupati Kampar Catur Sugeng dan Kadis LHK Ervin Rizaldi.

Secara simbolis, SPKS ini diberikan kepada enam kelompok masyarakat (Pokmas) yang tersebar di empat Kabupaten di Riau, termasuk Pokmas Mekar Sari, yang terdapat di Desa Pagaruyung.

Untuk Pokmas Mekar Sari di Desa Pagaruyung Kabupaten Kampar, bentuk SPKS itu berupa paket kegiatan budidaya nenas, yang memang menjadi salahsatu panganan ciri khas Kabupaten Kampar.

Nazir Foead menuturkan, program kerjasama swakelola dengan masyarakat ini adalah bagian dari upaya revitalisasi ekonomi, dengan memanfaatkan lahan gambut agar lebih produktif guna menunjang ekonomi masyarakat.

Dengan menanam nenas, ekonomi masyarakat Desa Pagaruyung kian membaik. Dampak lainnya, kawasan gambut di sini terjaga dari ancaman kebakaran lahan.

"Pada 2015 lalu, ratusan hektar lahan gambut di Desa Pagaruyung alami Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan). Kemudian kita bantu dalam budidaya nenas, dan bisa kita lihat sekarang, masyarakat merasakan hasilnya dan gambut juga ikut terjaga," kata Foead.

Bisa dibilang, peran BRG dalam mencegah Karhutla di Kampar sangat vital, termasuk di Desa Pagaruyung. Setahun pasca dilanda Karhutla besar (2015, red), BRG pun bergerak cepat melakukan restorasi, diawali dengan membangun ratusan unit sumur bor di desa ini.

Berlanjut kemudian, lahan gambut di sana direvegetasi lalu direvitalisasi dengan melibatkan langsung masyarakat yang tergabung dalam Pokmas. Kini, sekitar 200 hektar hamparan nenas jadi penopang kehidupan masyarakat di sana.

Sejak program BRG menjejal Desa Pagaruyung, daerah itu sudah tidak pernah lagi dilanda kebakaran lahan. Bahkan sekarang ekonomi masyarakatnya terdongkrak dengan memproduksi nenas unggul, dan olahan berbahan nenas lainnya berupa dodol hingga keripik nenas.