Bertemu Gubri Tak Membuahkan Hasil, Warga Koto Aman Bertahan di Kolong Flyover Pekanbaru

9 Maret 2019
Warga Koto Aman yang bertahan di bawah Flyover Pekanbaru, Sabtu siang (Foto Riau1.com)

Warga Koto Aman yang bertahan di bawah Flyover Pekanbaru, Sabtu siang (Foto Riau1.com)

RIAU1.COM -Gubernur Riau Syamsuar diketahui telah duduk bersama dengan perwakilan masyarakat Desa Koto Aman, Kabupaten Kampar pada Jumat 8 Maret 2019 kemarin. Namun sayang, pertemuan itu dinilai warga tidak berbuah kebijakan apapun menyangkut tuntutan mereka.

Itu diungkapkan koordinator lapangan dari warga Desa Koto Aman, Dapson saat berbincang dengan Riau1.com pada Sabtu 9 Maret 2019 siang. Lantaran masyarakat menilai tak ada keputusan yang pasti dari pertemuan itu, mereka pun sepakat untuk tetap bertahan di Pekanbaru, sampai detik ini.

Di Pekanbaru, mereka tinggal di bawah kolong jembatan layang (Flyover) Jalan Jenderal Sudirman - Tuanku Tambusai. Di situ masyarakat Koto Aman istirahat, tidur dan makan, persis di tengah-tengah hiruk pikuk jalanan yang berdebu dan panas. Jika malam, dingin pun menyeruak. Belum lagi kalau hujan melanda.

"Kemarin sudah bertemu di kantor gubernur. Pertemuan itu dipimpin langsung Pak Syamsuar dengan perwakilan kita. Kami minta dicarikan solusi, panggil semua pihak duduk bersama, namun tidak direspon Pak Syamsuar," terang Dapson ditemui di bawah Flyover.

"Tidak ada kepastian dari persoalan itu. Cuma janji saja, ini sudah berkali-kali kita terima (Janji). Makanya kami tetap bertahan karena tak ingin dapat janji. Ini sudah puncaknya, selama ini kita terima janji dan disuruh pulang, katanya bentuk tim segala macam, tapi tak ada hasilnya," singgung dia.

Dapson dan ratusan warga lainnya pun sepakat, akan terus bertahan hidup di bawah kolong flyover, sampai tuntutan terkait konflik agraria antara warga Koto Aman dan PT SBAL mendapat titik terang dari pemerintah daerah.

Adapun ini sudah hari kelima mereka bertahan di Pekanbaru, di mana ratusan warga meninggalkan desa mereka menuju ibukota Provinsi Riau sejak Selasa sore kemarin. Satu persatu dari mereka pun bertumbangan di bawah flyover. Ada yang sakit, lemas dan magh.

Diakui Dapson, konflik agraria masyarakat Desa Koto Aman dengan PT SBAL sudah berlangsung lama, namun tak ada kepastian apapun. Dapson pun menantang pemerintah, untuk mengecek langsung kondisi desa mereka, di mana dikatakannya, lahan warga sudah dirampas perusahaan tersebut.

 

"Persoalan masyarakat Koto Aman jelas sekali, izin HGU PT SBAL hanya tiga desa, itu Koto Bangun, Koto Baru dan Sukamaju, tidak ada Koto Batak atau Koto Aman. Kenapa lahan mereka masuk ke wilayah kita. Lebih 2.000 hektar. Itu termasuk kawasan DAS. Kalau tidak percaya silahkan sama-sama cek ke lapangan," pungkasnya.