Jokowi dan Megawati.
Riau1.com - Peta politik Pilpres 2019 masih penuh dinamika. Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 disebut akan menjadi salah satu faktor bagi kubu Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo Subianto untuk menentukan calon wakil presiden.
Hal itu dikatakan oleh Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes.
Hasil pemilihan gubernur-wakil gubernur di Jawa Barat dan Jawa Tengah, menurut Arya memperlihatkan bahwa kekuatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di dua daerah itu mulai berkurang.
Di Jawa Barat pada Pemilu 2014 lalu, PDIP menang dengan perolehan suara lebih dari 20 persen.
Namun di Pilgub Jawa Barat, calon yang diusung PDIP yakni Tb Hasanuddin-Anton Charliyan hanya memperoleh 12,65 persen. Di Jawa Tengah, perolehan suara Ganjar Pranowo yang diusung PDIP hanya 53,36 persen di bawah target awal yakni sekitar 70 persen.
Sementara pesaing Ganjar, Sudirman Said-Ida Fauziah di luar prediksi berhasil mendapatkan 41,20 persen suara.
"Dengan berkurangnya kekuatan PDIP di Jabar dan Jateng, posisi PDIP mulai melemah di hadapan Jokowi. Bargaining Mega dengan Jokowi mulai melemah," kata Arya saat berbincang dengan detikcom, Senin (2/7/2018).
Ini berbeda dengan 2014. Saat itu posisi Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP sangat powerfull.
Sebaliknya sekarang kekuatan Jokowi bertambah lantaran ada dukungan dari NasDem, Golkar, Hanura, PPP dan lainnya.
Ada pun Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mengaku bersyukur karena di Pilkada serentak 2018, partainya paling banyak menempatkan kader di posisi gubernur dan wakil gubernur.
Dia menyebut PDIP berhasil menempatkan 4 kader sebagai gubernur dan 3 jadi wakil gubernur. Saat ini PDIP tengah bekerja keras menyiapkan para pemimpin di legislatif di tahun 2019 bersamaan dengan pilpres.
Lalu, Cawapres seperti apa yang akan dipilih Jokowi?
Jokowi disebut akan mengalami dilema. Melihat hasil Pilgub Jabar dan Jateng, Arya memprediksi Jokowi akan melakukan perubahan strategi.
Sosok Cawapres seperti Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PPP Romahurmuziy (Romi) akan serius dilirik untuk memperkuat suara di Jawa dan mengimbangi Prabowo.
Strategi berikutnya, Jokowi akan memperbanyak konsolidasi di pulau Jawa. Khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
R1/Hee