Berikut Daftar Nama Tokoh yang Akan Dipinang Jokowi Menjadi Calon Wakil Presiden di Pemilihan 2019

10 Juli 2018
Tuan Guru Bajang

Tuan Guru Bajang

Riau1.com - Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah memilih pasangannya dalam pemilihan presiden 2019 dan akan mengumumkannya "pada saat yang tepat".

"Saya akan mengumumkannya pada saat yang tepat. Hanya dalam hitungan hari, bersabarlah," kata Jokowi kepada wartawan, Senin, 9 Juli 2018.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristianto, mengatakan pada hari Senin dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden telah mengadakan pertemuan tertutup dengan ketua partai Megawati Soekarnoputri pada hari Minggu malam di Istana Batu Tulis, tempat tinggal pribadi keluarga mantan presiden Sukarno, di Bogor, Jawa Barat.

Batas waktu untuk pendaftaran pasangan calon presiden untuk pemilihan tahun depan adalah 10 Agustus.

Laporan mengatakan Jokowi memilih satu nama dari daftar sekitar 10. Siapa yang ada di daftar?

 

Muhammad Romahurmuziy
Lahir di Sleman, Yogyakarta, pada 1974, Romahurmuziy adalah ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang terbentuk sebagai hasil penggabungan beberapa partai Islam, termasuk Partai Nahdlatul Ulama (NU). Memanggil diri mereka sendiri Rumah Besar Islam, PPP diharapkan membawa Jokowi sejumlah besar pemilih Muslim.

Dalam wawancara TV baru-baru ini, Jokowi mengatakan Romahurmuziy adalah kandidat yang cocok untuk wakil presiden.

Analis, bagaimanapun, meragukan bahwa Romahurmuziy, yang berasal dari keluarga NU terkemuka di Yogyakarta, dapat membantu Jokowi meningkatkan elektabilitasnya seperti yang ditunjukkan oleh berbagai jajak pendapat publik yang menempatkannya di luar 10 kandidat teratas untuk slot wakil presiden.

KPS menguasai 39 kursi di Dewan Perwakilan.

 

Muhaimin Iskandar
Muhaimin adalah pemimpin Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sebuah partai yang berafiliasi erat dengan organisasi Muslim terbesar di Indonesia, NU. Mirip dengan Romahurmuziy, Muhaimin, lahir di Jombang, Jawa Timur, pada bulan September 1966, dianggap sebagai calon pasangan potensial karena afiliasinya dengan pemilih Muslim.

Analis juga mengatakan Romahurmuziy dan Muhaimin akan menarik pemilih muda juga.
PKB, sebuah partai yang didirikan oleh mantan presiden Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, mengontrol 47 kursi di DPR. Muhaimin adalah keponakan Gus Dur, tetapi dalam pertempuran untuk kekuasaan di dalam PKB pada tahun 2008, Muhaimin berkonflik dengan Gus Dur sendiri dan keluarganya.

 

Moeldoko
Mantan Kepala Militer Indonesia (TNI) dan Kepala Staf Kepresidenan saat ini Moeldoko juga ada dalam daftar.
“Moeldoko dapat membantu Jokowi menangani [mungkin] ketegangan sektarian, karena dia memiliki keahlian dalam menangani masalah keamanan, meskipun dia tidak dapat mewakili kelompok Muslim,” kata Ari Nurcahyo dari think tank yang berpusat di Jakarta, Para Syndicate.

Berumur 61, Moeldoko menjabat sebagai komandan TNI dari 2013 hingga 2015. Salah satu tugas penting selama karir militernya adalah di Timor Leste pada tahun 1984 dan sebagai penjaga perdamaian di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1995.

Pekan lalu, Moeldoko mengundurkan diri dari posisinya di Partai Hanura. Ketua partai, Oesman Sapta Odang, mengatakan Moeldoko telah mengundurkan diri sebagai wakil ketua dewan penasehat di partai karena jadwal yang ketat.

 

Airlangga Hartarto
Ketua Partai Golkar Airlangga Hartarto, 55, juga menjabat sebagai menteri industri sejak 2016. Seorang teknokrat yang berubah menjadi politisi, Airlangga lulus dari jurusan teknik Universitas Gadjah Mada dan memegang dua gelar master dari Monash University dan University of Melbourne di Australia.

Airlangga adalah putra almarhum Hartarto Sastrosoenarto, yang memegang tiga pekerjaan menteri dari tahun 1983 hingga 1998, selama era Soeharto.

Analis, bagaimanapun, menganggap dia tidak mampu membantu Jokowi memadamkan ketegangan sektarian yang mungkin selama pemilihan.

 

Puan Maharani
Beberapa politisi PDI-P telah mengusulkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Dia juga seorang politisi di PDI-P, partai yang berkuasa dan partai utama yang mendukung Jokowi dalam pemilihan presiden 2014. Jokowi sendiri adalah politisi PDI-P.

Mereka mempromosikan Puan, 45, sebagai kandidat wakil presiden berpendapat bahwa dia dapat menarik pemilih muda.

Puan adalah putri Megawati dan almarhum Taufiq Kiemas, seorang politikus senior di PDI-P. Puan mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif pada 2009 dan 2014, masing-masing meraih 242.504 dan 326.927 suara. Kedua hasil itu membuatnya menjadi anggota legislatif dengan suara kedua terbanyak dalam kedua pemilihan.

 

Nama non partai
Pakar politik Syamsuddin Haris dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan Jokowi akan menghadapi teka-teki jika ia memilih calon wakil dari partai politik, mengingat kepentingan mereka yang bersaing. "Jika Jokowi memilih salah satu ketua partai, maka partai politik lainnya bisa kecewa dan mereka bisa meninggalkannya."

Tokoh non-partisan yang dianggap berpotensi menjadi pasangan Jokowi adalah:
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin, 75
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, 61
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi, 46, dikenal luas sebagai Tuan Guru Bajang (TGB)

Analis mengatakan dukungan dari TGB dapat secara signifikan meningkatkan elektabilitas Jokowi, terutama di kalangan pemilih Muslim di NTB, sebuah kubu Prabowo Subianto.

 

 

 

R1/wer