Ilustrasi kampanye (Foto: Istimewa/Media Indonesia)
RIAU1.COM - Siapa yang menduga, pesta demokrasi di Amerika Serikat (AS) pernah menjadi ajang pembantaian.
Empat orang tewas. Bahkan dikatakan jumlahnya mencapai lusinan orang dikutip dari kumparan.com, Senin, 21 Desember 2020.
Peristiwa itu terjadi ketika Moses Norman, warga AS kulit hitam dari Ocoee, Florida, bergabung dengan lebih dari 25 juta orang lainnya untuk memberikan hak pilihnya dalam pemilu presiden pada 1920.
Rasisme yang masih sangat kental di AS menjadi pemicu aksi pertumpahan darah lantaran warga kulit hitam berbeda dengan penduduk asli.
Sebelum tewas, teman Moses Norman yang juga warga AS berkulit hitam dibawa ke penjara lalu dihabisi.
Sementara, Norman dapat selamat setelah pindah ke New York. Di lain sisi, aksi terorisme rasialisme terhadap warga kulit hitam terus terjadi usai peristiwa tersebut.
Secara massal, orang-orang membakar rumah dan bangunan tempat tinggal orang-orang berkulit hitam. Tiga korban ditemukan telah menjadi abu di salah satu bangunan yang dibakar.
Fakta ini disampaikan Pamela Schwartz, Kepala Kurator Pusat Sejarah Regional Orange County Orlando, AS.