Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Semua mengetahui bangsa ini setiap 1 Juni memperingati hari lahirnya Pancasila.
Namun tak banyak yang tahu jika hari bersejarah ini juga pernah menjadi ajang perdebatan di era rezim Suharto dinukil dari tempo.co, Senin, 1 Juni 2020.
Pasalnya, diawal penggagasan Pancasila bunyi sila kedua yaitu internasionalisme dianggap sebagai semboyan komunisme.
Untuk diketahui, diawal-awal pemerintahaan, Bung Karno menawarkan lima sila yang terdiri dari Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau Perikemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi; Kesejahteraan Sosial; dan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selain itu saat Suharto menjabat, sikap pemerintah sendiri terhadap Pancasila masih ambigu.
Sehingga di tahun 1970 Suharto melalui Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) pernah melarang peringatan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.
Alasannya karena mengikuti penelusuran sejarah oleh Nugroho Notosusanto.
Nugroho sendiri merupakan Kepala Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang menjabat pada periode 1974-1983.
Berdasarkan tulisan dari Muhammad Yamin, Nugroho adalah orang pertama kali yang menyoalkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
Nugroho menyatakan Pancasila dirumuskan bersama oleh Bung Karno, Muhammad Yamin, dan Soepomo. Dia pun menyimpulkan 1 Juni bukanlah Hari Lahir Pancasila sebagai dasar negara, tetapi Pancasila Bung Karno.
Namun, setelah delapan tahun dilarang, tanggal 1 Juni kembali boleh diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.
Disahkan saat sidang Dewan Politik dan Keamanan yang dipimpin Menteri Koordinator Polkam, Jenderal M. Panggabean, pada bulan Mei 1978.