Dokter Terawan Jadi Menkes, Warganet Singgung Soal IDI, 'Cuci Otak' dan BPJS Kesehatan

Dokter Terawan Jadi Menkes, Warganet Singgung Soal IDI, 'Cuci Otak' dan BPJS Kesehatan

23 Oktober 2019
Dokter Terawan Jadi Menkes.

Dokter Terawan Jadi Menkes.

RIAU1.COM - Banyak Warganet mencuit di Medsos ketika Dokter Terawan, Kepala RSPAD Gatot Subroto diangkat menjadi Menteri Kesehatan. 

Presiden Joko Widodo resmi menunjuk Terawan Agus Putranto sebagai Menteri Kesehatan di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. 

Merespons penunjukkan ini, lini masa Twitter menyinggung metode 'cuci otak' yang dikembangkan oleh Terawan untuk menyembuhkan penderita stroke.

 

Seperti dilansir CNN Indonesia, Rabu, 23 Oktober 2019,  Selain metode 'cuci otak', netizen lain penasaran bagaimana sikap Ikatan Dokter Indonesia (IDI) karena organisasi kesehatan ini sempat ingin memecat Terawan yang dianggap melanggar kode etik.

Seperti cuitan akun @fiasjinan, "Dokter Terawan, pernah diberhentikan sementara oleh Ikatan Dokter Indonesia, eh sekarang jadi Menteri Kesehatan! This is what we called sweet revenge."
 

 

Fifi@fiasjinan

Dokter terawan, pernah diberhentikan sementara oleh ikatan dokter indonesia, eh sekarang jadi menteri kesehatan! Woww!! This is what we caled "sweet revenge" 

10:34 AM - Oct 23, 2019

Twitter Ads info and privacy

See Fifi's other Tweets

 

sa@esgrim__coklat

dr. Terawan kepada IDI setelah jadi Menkes

2

10:20 AM - Oct 23, 2019

Twitter Ads info and privacy

See sa's other Tweets

 

Muhammad Ilyas Samando@ilyas_samando

Harapan dokter terawan pas jd Menkes adalah, semoga setiap penemuan medis terbaru langsung dilihat sama mereka. Saya tau dokter terawan pernah membuat penelitian dan dizolimi IDI dengan penemuannya, saya harap para penemu bisa sukses dinegerinya sendiri.

10:17 AM - Oct 23, 2019

Twitter Ads info and privacy

See Muhammad Ilyas Samando's other Tweets

 

 

Juen Carla Warella@juen_carla

Ketika IDI melihat dr.terawan jadi menteri kesehatan 

10:15 AM - Oct 23, 2019

Twitter Ads info and privacy

See Juen Carla Warella's other Tweets

 

 

 

Adwin@Adww_

Terawan jadi Menkes seru sih. Kayak sweet revenge gitu sama ikatan dokter.

10:09 AM - Oct 23, 2019

Twitter Ads info and privacy

See Adwin's other Tweets

Sebagian netizen lain berharap Terawan dapat meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia agar lebih baik seperti BPJS.

Seperti @odigriadhi yang mencuitkan, "Selamat untuk dr. Terawan sebagai Menkes, semoga ada perubahan yang signifikan tentang sistem BPJS ke depan."

 

Odiyana P. Griadhi@odigriadhi

Loading...

Selamat untuk dr. Terawan sbg Menkes, smoga ada perubahan yg signifikan ttng sistem BPJS ke depan
*tumben menkesnya laki2 

9:54 AM - Oct 23, 2019

Twitter Ads info and privacy

See Odiyana P. Griadhi's other Tweets

 

Evisusanto@Evisusanto6

Dokter Terawan yg pernah menjabat kepala RSPAD, tentu pernah merasakan dampak dari peraturan BPJS, semoga beliau bisa membenahi kerusakan dalam BPJS

9:38 AM - Oct 23, 2019

Twitter Ads info and privacy

See Evisusanto's other Tweets

 

Acil @acilaciles

Semiga dengan dr Terawan jadi Menkes ada sedikit harapan aspirasi dokter2 di lapangan bisa terdengar sampai ke istana...amin.

10:45 AM - Oct 23, 2019

Twitter Ads info and privacy

See Acil 's other Tweets

 

 

Si@thaaa_nrl

Selamat kepada Mayjen TNI Dr dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) sebagai Menteri Kesehatan RI semoga

Profesional
Amanah
Responsif
Inovatif

10:40 AM - Oct 23, 2019 · Banyumanik, Indonesia

Twitter Ads info and privacy

See Si's other Tweets

 

 

mulia pawita sari@MuliaPawita

Menkesnya dr terawan. Selamat dok, semoga tetap menjadi dr terawan yang selama ini kita kenal

10:39 AM - Oct 23, 2019

Twitter Ads info and privacy

See mulia pawita sari's other Tweets


Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) sempat memutuskan untuk memecat Terawan sekaligus Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) dari IDI pada Februari 2018 lalu. MKEK menilai Terawan telah melakukan pelanggaran etik berat.

 


Dalam hal ini, MKEK memberikan sanksi berupa pemecatan sementara sebagai anggota IDI dari 26 Februari 2018 hingga 25 Februari 2019. Selain itu, sanksi lainnya berupa pencabutan rekomendasi izin praktik.

Sebab, Terawan mengembangkan metode Digital Substraction Aniogram (DSA) untuk menyembuhkan penyakit stroke dengan terapi cuci otak (brain washing).

Kementerian Kesehatan pun sempat menunggu permintaan resmi dari IDI untuk mengkaji metode Digital Substraction Aniogram (DSA) yang dilakukan Terawan. 

R1 Hee.