Bangga Diundang KLHK, Peternak Sapi Binaan PT RAPP Presentasikan Teknik Produksi Kompos

6 Maret 2021
Kegiatan e-learning Pelatihan Kompos di Kawasan Hutan yang diselenggarakan KLHK bekerjasama denga APHI

Kegiatan e-learning Pelatihan Kompos di Kawasan Hutan yang diselenggarakan KLHK bekerjasama denga APHI

RIAU1.COM -Yohanas (56), warga Desa Banjar Benai, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) merasa bangga diundang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk berbagi pengalaman kepada para peternak se-Indonesia.

Yohanas terlihat percaya diri menyampaikan materi pembesaran ternak sapi potong dan produksi pupuk kompos organik di kawasan hutan.

Kegiatan e-learning ini digelar oleh KLHK bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan para petani mitra. Kegiatan ini berlangsung secara daring dari Kamis (25/2) hingga Rabu (10/3/2021) mendatang.

“Awalnya kami mendapat bantuan bergulir 20 ekor sapi dari PT RAPP, lalu kami kembangkan dan produksi kompos ini untuk menambah operasional ternak,” kata Yohanas, ketika dihubungi Jumat (5/3/2021).

Yohanas menambahkan sejak tahun 2008, Kelompok Tani Sejahtera Andalan yang ia ketuai juga mendapatkan pembinaan dari program Community Development (CD) PT RAPP dalam bentuk sistem pertanian terpadu atau Integrated Farming System (IFS).

“Dukungan dari PT RAPP sangat membantu kami, seperti adanya bantuan material bangunan kandang dan rumah kompos, fasilitas kandang, alat pencincang kompos atau pakan serta pengairan, bahkan pemasaran kita juga difasilitasi perusahaan,” jelasnya.

Saat ini, kelompok tani yang beranggotakan 20 orang ini mampu memproduksi 3-4 ton per bulan. Mereka juga sukses menjual 27 ekor sapi di Benai, Pangkalan Kerinci dan Pekanbaru tahun 2020 lalu.

Kasubdit Rencana Kerja Usaha dan Produksi Hutan Tanaman, Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, KLHK, Hendro Wijanarko mengatakan pelatihan ini sebagai upaya pembekalan teknis budidaya atau produksi tanaman hotikultura, pengemasan dan pemasarannya.

“Ini sangat penting meningkatkan kapasitas petani mitra untuk berkompetisi memenangkan penetrasi pasar,” ujarnya.

Sementara itu, program e-learning ini dibagi dalam beberapa sesi yaitu pembuatan kompos, pengembangan hortikultura melalui pola agroforestri, budidaya madu, pemanfaatan embung untuk budidaya ikan dan kegiatan peternakan serta Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB). (Rls)