Rapp tantangani nota kesepahaman dengan 15 desa
RIAU1.COM -PELALAWAN-Isu kebakaran hutan dan kabut asap senantiasa menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi provinsi Riau dan beberapa provinsi lainnya di Indonesia untuk mengurangi angka kebakaran dan dampak dari kebakaran yang terjadi.
Ini merupakan tanggung jawab bersama.
"RAPP merasa perlu turut serta mengambil bagian dalam PR tersebut dengan menunjukkan komitmen yang tinggi untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menekan angka kebakaran,"kata Direktur RAPP Mulia Nauli saat penandatangan kesepahaman 15 Desa Bebas Api Kabupaten Pelalawan tahun 2020 dikantor Bupati Pelalawan, Senin 29 Juni 2020.
RAPP sebut Mulia Nauli mengambil pendekatan strategis untuk manajemen kebakaran dengan fokus khusus terkait dengan pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui Program Desa Bebas Api (FFVP). Bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk mengatasi akar penyebab kebakaran.
Sebagai hasil langsung dari pelibatan masyarakat melalui FFVP, jumlah areal yang terbakar hanya 0,39% dri total dari total 750.000 hektar lahan yang berpartisipasi do sekitar konsesi selama 5 tahun terakhir.
Dimulai pada tahun 2014 ada 4 desa yang menjadi pilot project program ini. O2015, 9 desa. 2016 18 desa dan di tahun 2020 ini kita bekerja sama dengan 29 desa di 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Pelalawan, Siak dan Kepulauan Meranti.
Tahun ini ada 6 desa yg mendapat penghargaan senilai Rp 100 juta jika tidak terjadi kebakaran, yaitu Desa Sungai Ara, Pangkalan Terap, Ransang, Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur, Lalang Kabung, dan Rantau Baru. "Desa-desa selain yang 6 disebutkan tadi, akan mendapatkan bantuan berupa pembersihan lahan tanpa bakar, karena dua tahun lalu sudah mendapatkan penghargaan," jelasnya.
"Harapan kami tentunya 30 desa yang tergabung dalam program ini benar-benar Bebas Api atau dengan kata lain zero fire,"pungkas Mulia Nauli.
Bupati Pelalawan HM Harris mengapresiasi PT RAPP dalam program Desa Bebas Api ini. Program seperti ini katanya, bisa menyadarkan masyarakat tentang Karhutla.
"Semoga tahun ini, yang sudah diprediksi akan mengalami kemarau panjang atau ekstem, dapat kita lalui dengan tanpa kabut asap. Butuh komitmen dan usaha kita bersama,"ungkap Harris. (ardi)