Kepala Dishub Pekanbaru Yuliarso. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Permasalahan operasional angkutan umum yang dikelola pemerintah daerah tidak hanya terjadi di Pekanbaru, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia. Sejumlah angkutan umum seperti Solo Trans, Batik Trans, dan Bali Trans juga menghadapi tantangan serupa, yang sangat bergantung pada kondisi keuangan daerah masing-masing.
“Permasalahan ini tidak hanya terjadi di Pekanbaru. Namun, kami masih berusaha mandiri tanpa dukungan penuh dari pemerintah pusat melalui program Buy The Service (BTS),” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru Yuliarso, Rabu (8/1/2025)
Ia menekankan pentingnya komitmen pemko untuk terus mendukung operasional angkutan umum, meski menghadapi keterbatasan anggaran. Selain itu, perlunya dukungan dari DPRD, khususnya dalam memastikan kelancaran sistem pembayaran operasional, seperti suplai bahan bakar minyak (BBM) yang difasilitasi oleh SPBU.
“Sistem pembayaran harus diperhatikan. Kalau pembayaran molor hingga beberapa hari masih bisa ditoleransi, tetapi jika sudah berbulan-bulan, tentu menjadi masalah besar," ujar Yuliarso.
Sementara itu, alokasi anggaran sebenarnya sudah tersedia di APBD. Hanya saja kondisi keuangan saat ini sedang mengalami turbulensi.
Yuliarso berharap kolaborasi antara pemerintah daerah, DPRD, dan pihak terkait dapat memastikan keberlanjutan angkutan umum di Pekanbaru. Hal ini demi mendukung mobilitas masyarakat secara efisien.