Tantangan Awal Pengelolaan Sampah PT EPP di Pekanbaru, Warisan Masalah Lama

9 Januari 2025
Manajer Umum PT EPP Budi Setiaji. Foto: Surya/Riau1.

Manajer Umum PT EPP Budi Setiaji. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -PT Ella Pratama Perkasa (EPP) mendapat tantangan pada awal pengelolaan sampah. PT EPP harus mengangkut sampah hasil "warisan" masalah lama.

Manajer Umum PT EPP Budi Setiaji dalam konferensi pers, Kamis (9/1/2025), memaparkan tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mengelola sampah selama masa transisi pengelolaan. PT EPP menghadapi tumpukan sampah yang telah terakumulasi sebelum kontrak pengelolaan dimulai pada 1 Januari 2025.

“Kami menghadapi kondisi dimana sampah yang harus diangkut bukan hanya sisa 31 Desember 2024, tetapi juga tumpukan yang mungkin sudah ada sejak awal Desember,” ungkapnya. 

Ada juga sampah dari 23 hingga 31 Desember yang menjadi beban awal PT EPP. Hal ini menjadi kendala besar. Sebab, armada yang dipersiapkan untuk menangani sampah harian harus bekerja ekstra.

Untuk mempercepat penyelesaian masalah tersebut, PT EPP menurunkan alat berat ke lapangan pada hari keempat pengelolaan. Langkah ini dinilai penting. Hal ini mengingat pola penanganan normal tidak akan cukup untuk membersihkan tumpukan sampah yang sudah menggunung. Namun, kegiatan gotong royong (goro) dengan alat berat membawa tantangan baru. 

“Ketika armada difokuskan pada satu titik, ada titik-titik lain yang terabaikan. Ini seperti memindahkan masalah ke tempat lain. Karena itu, kami terus mengevaluasi pola kerja agar goro dapat berjalan tanpa mengabaikan wilayah lain," jelas Budi.

Dalam menghadapi kendala ini, PT EPP juga berkoordinasi intensif dengan pihak DLHK untuk memperbaiki pola angkutan di lapangan. Masalah utama PT EPP adalah "warisan" tumpukan sampah lama yang harus segera dihabiskan. 

"Saat ini, proses tersebut masih berjalan. Kami terus menurunkan alat berat untuk mendukung penyelesaiannya,” ujar Budi.

PT EPP berkomitmen untuk menyelesaikan masalah warisan ini dengan segera. Sehingga, sistem pengelolaan sampah yang lebih teratur dan berkelanjutan dapat diterapkan.

"Kami tidak hanya bekerja untuk mengelola sampah harian. Tetapi, kami juga menyelesaikan masalah sebelumnya,” pungkas Budi.