Pj Sekdako Pekanbaru Indra Pomi Nasution. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Kondisi sampah yang sudah menjulang tinggi di Tempat Pembuang Akhir (TPA) Muara Fajar, Kecamatan Rumbai Barat. Pihak PLN tengah mengolah sampah tersebut untuk campuran batubara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Senin (9/1/2023), mengatakan, mata dunia telah terbuka bahwa sampah bisa dijadikan sumber penghasilan. Karena, sampah itu bisa didaur ulang menjadi berbagai produk seperti arang briket, kompos, minyak, campuran aspal, dan lainnya.
"Inilah inovasi-inovasi baru," imbuhnya.
Di Pekanbaru, sampah yang dihasilkan antara 700 hingga 1.000 ton per hari. Sehingga, TPA I dan TPA II di Muara Fajar itu sudah penuh.
Ada beberapa perusahaan yang berminat mengelola sampah di TPA Muara Fajar. Sebelum pandemi Covid-19, ada investor dari Korea Selatan (Korsel) yang ingin mengelola.
"Bahkan, mereka membawa contoh mesin pengolah sampah ke Pekanbaru. Namun, daya listriknya cukup besar. Jadi, mereka harus menggunakan pembangkit listrik sendiri. Karena Covid-19, rencana itu agak terganggu," ungkap Indra Pomi.
Sementara itu, Pemko sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PLN untuk PLTU Tenayan. Sampah itu diolah menjadi butiran-butiran untuk campuran batu bara. Butiran campuran batubara yang telah diproduksi sekitar 100 ton setiap hari.
"Kami sedang mengirim butiran itu ke laboratorium. Hal ini guna mengetahui besaran energi yang dihasilkan untuk mendukung operasional PLTU Tenayan," sebut Indra Pomi.