Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Sebanyak 26 dokter spesialis Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani sempat mogok karena jasa pelayanan/jaspel (honor non gaji yang diterima tiap bulan oleh dokter dan perawat berdasarkan jumlah pasien BPJS yang dilayani) tak dibayar. Guna meredam polemik, para dokter segera ditemui kepala daerah.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun, Kamis (13/7/2023), mengatakan, Inspektorat telah mempelajari dan menelaah permasalahan di RSD Madani. Inspektorat dipercayakan menindaklanjuti permasalahan di RSD Madani.
"Saya juga akan menemui langsung para dokter terkait masalah yang dialami di rumah sakit tersebut," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 26 dokter spesialis RSD Madani Pekanbaru mengadukan permasalahan jaspel. Kondisi ini semakin parah karena sulit berkomunikasi dengan Direktur RSD Madani Dokter Arnaldo Eka Putra.
"Kemarin, ada beberapa berita sampai ke saya. Termasuk, ada beberapa dokter langsung melaporkan ke saya melalui pesan WhatsApp. Mereka mengajukan beberapa catatan tentang RSD Madani," kata Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution di Hotel Premiere, Selasa (20/6/2023).
Catatan itu terkait kekurangan obat di RSD Madani. Catatan lainnya terkait jaspel yang belum dibayarkan sejak 2021. Para dokter spesialis ini juga sulit berkomunikasi dengan direktur RSD Madani.
"Saya sudah memerintahkan kepala BKPSDM dan inspektur Inspektorat untuk mempelajari permasalahan ini. Kami akan mencoba berkomunikasi melalui kepala BKPSDM dan mengumpulkan data serta kendala sebenarnya dalam pengelolaan manajemen RSD Madani," ucap Indra Pomi.
Perlu diketahui, RSD Madani itu merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinkes Pekanbaru. Makanya, RSD Madani harus berkoordinasi dengan baik ke Dinkes. Komunikasi yang baik harus dibangun dengan sehat.
"Ada 26 dokter spesialis yang bertugas di RSD Madani saat ini," jelas Indra Pomi.