Sekdako Pekanbaru Indra Pomi Nasution. Foto: Istimewa.
RIAU1.COM -Pemko Pekanbaru berhasil menurunkan stunting secara drastis pada tahun lalu. Namun, pemko harus mengucurkan anggaran hingga Rp42 miliar.
"Dalam penanganan stunting, Dinas Kesehatan (Dinkes) telah menyediakan layanan serta rujukan untuk kasus stunting yang bekerja sama dengan rumah sakit pemerintah dan swasta," kata Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Jumat (12/7/2024).
Selain itu, upaya pencegahan stunting dilakukan mulai dari remaja putri, calon pengantin (catin), ibu hamil, dan anak bawah lima tahun dengan berbagai program. Pencegahan stunting diawali dengan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil. Hal ini guna pencegahan anemia yang akan berdampak terjadinya kasus stunting baru.
"Dinkes juga melakukan pemeriksaan kesehatan serta edukasi terkait kesehatan reproduksi pada calon pengantin, melakukan skrining anemia pada remaja putri ibu hamil dan calon pengantin. Kemudian, pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan balita untuk memenuhi kecukupan gizi," ungkap Indra Pomi.
Pemeriksaan kesehatan ibu hamil dilakukan dengan USG di puskesmas. Pemberian imunisasi dasar lengkap pada balita. Promosi kesehatan secara masif di masyarakat.
Dinkes juga melakukan upaya penyehatan lingkungan dan menyediakan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Dinkes juga memberikan pelatihan bagi para tenaga kesehatan (nakes) dalam penanganan kasus stunting.
"Usaha penangangan stunting ini dijabarkan dalam 16 program dan 17 kegiatan dengan pagu sebesar Rp42,03 miliar. Usaha tersebut berhasil menurunkan angka prevalensi stunting dari 16,8 persen menjadi 8,7 persen," sebut Indra Pomi.