Pemko Pekanbaru Segera Masukkan Mata Pelajaran Bahaya LGBT dan AIDS di Sekolah
Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun. Foto: Istimewa.
RIAU1.COM -Pemko Pekanbaru segera memasukkan mata pelajaran bahaya Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) di sekolah-sekolah. Pasalnya, jumlah penderita HIV dan AIDS sangat tinggi di Pekanbaru dibandingkan kabupaten dan kota lain di Riau.
"Saya sudah pernah rapat dengan Dinas Kesehatan (Dinkes). Identitas penderita HIV dan AIDS itu dirahasiakan oleh Dinkes," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun, Kamis (13/7/2023).
Pemko hanya bisa menyampaikan imbauan kepada masyarakat melalui Dinkes dan Dinas Pendidikan (Disdik). Materi terkait bahaya LGBT, HIV dan AIDS, serta lingkungan bersih akan dimasukkan dalam muatan lokal di sekolah-sekolah.
Angka kumulatif HIV dan AIDS mengalami kenaikan di Riau. Angka HIV dan AIDS paling tinggi adalah Kota Pekanbaru periode 1997 hingga triwulan pertama 2023.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dengan para bupati, wali kota, dan ratusan camat di Hotel Grand Central Pekanbaru, Senin (10/7/2023), memaparkan data penderita HIV dan AIDS sejak 1997 hingga tiga bulan pertama tahun 2023. Kota Pekanbaru memiliki penderita HIV tertinggi yakni 4.939 orang.
Kemudian, Kabupaten Bengkalis 734 orang. Kota Dumai 661 orang.
Pelalawan 468 orang. Kabupaten Rokan Hilir 415 orang.
Kabupaten Indragiri Hilir 367 orang. Kabupaten Siak 210 orang.
Kabupaten Rokan Hulu 166 orang. Kabupaten Kepulauan Meranti 146 orang.
Kabupaten Indragiri Hulu 114 orang. Kabupaten Kampar 108 orang. Kabupaten Kuantan Singingi 62 orang.
"Penyakit ini belum ada obatnya. Direktur RSUD dan kepala Dinas Kesehatan yang menyampaikan penyakit ini ke saya," ucap Syamsuar.
Sedangkan penderita AIDS juga terdapat di Pekanbaru yaitu 2.471 orang. Kabupaten Indragiri Hilir 272 orang.
Kota Dumai 240 orang. Kabupaten Pelalawan 186 orang. Kabupaten Rokan Hilir 137 orang.
Kabupaten Bengkalis 128 orang. Kabupaten Kepulauan Meranti 106 orang.
Kabupaten Rokan Hulu 103 orang. Kabupaten Siak 69 orang.
Kabupaten Kuantan Singingi 43 orang. Kabupaten Kampar 34 orang. Kabupaten Indragiri Hulu 22 orang.