Kepala Distankan Pekanbaru M Firdaus. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Lahan cadangan pangan Pemko Pekanbaru yang dikenal dengan Lokasi Cadangan Pangan Terintegrasi (siCANTIG) menghasil cabai berlimpah. Panen ini didukung cuaca yang bagus di Pekanbaru.
"Kami menanam cabai di lahan 10 hektare. Panen bisa kami lakukan karena didukung dengan cuaca yang cukup bagus," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru Muhammad Firdaus, Rabu (5/4/2023).
Sedangkan distribusi cabai yang masuk ke Pekanbaru didata oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang). Sedangkan Distankan hanya berupaya menanam kebutuhan komoditas pangan di kawasan siCANTIG.
"Sekarang, kawasan siCANTIG itu dikelola oleh PT SPM. Mereka telah melakukan penanaman komoditas pangan, termasuk cabai. Kemarin sudah panen dan kini masa penanaman lagi," ungkap Firdaus.
Sebelumnya, PT SPM (BUMD Pemko Pekanbaru) telah memanen cabai rawit sekitar 10 ton. Lahan pertanian yang diolah PT SPM ini berada di Kelurahan Tebing Tinggi Okura, Kecamatan Rumbai Timur.
"Kami panen raya cabai rawit di Okura hari ini. Cabai ini ditanam oleh PT SPM," kata Sekdako Pekanbaru Indra Pomi, Minggu (12/3/2023).
PT SPM memiliki lahan sekitar 10 hektare (Ha). Namun, cabai rawit yang dipanen di lahan seluas 2 Ha.
Perkiraan hasil panen cabai rawit antara 5 hingga 10 ton. Cabai rawit ini akan dijual oleh PT SPM ke pasar lokal.
"Harapan saya dengan adanya upaya penanaman seperti bisa meningkatkan stok cabai rawit di pasar-pasar Sehingga, ketergantungan cabai rawit berkurang dari daerah penghasil," harap Indra Pomi.
Kalau cabai rawit yang didatangkan dari daerah lain, harganya lebih mahal. Biaya transportasi dari daerah penghasil ke Pekanbaru juga lebih mahal. Sehingga, harga cabai rawit cenderung lebih tinggi di Pekanbaru.
Kalau diproduksi di sini, harga cabai rawit bisa lebih murah. Petani lokal juga mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan sejahtera dari sebelumnya.
"Inilah salah satu upaya kami dalam menekan inflasi. Kami sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mendorong terus masyarakat bercocok tanam terutama komoditas pangan yang dibutuhkan seperti cabai, bawang, dan lainnya," ujar Indra Pomi.
Diharapkan, seluruh masyarakat, organisasi Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), camat, dan lurah yang memiliki lahan kosong agar segera menanam komoditas pangan yang dibutuhkan.
"Intinya, supaya kita dapat memberikan kontribusi komoditas pangan menjelang Ramadan dan Lebaran," ucap Indra Pomi.
Selain panen dilakukan juga penanaman cabai sekitar 15.000 batang. Indra Pomi juga meninjau lahan On Farm milik PT SPM.