KSAL Laksamana Ali Jalani Prosesi Penabalan Gelar Adat dari LAM Riau

5 Juni 2024
KASAL Laksamana TNI Muhammad Ali (kiri) bersama Kapolda Riau Irjen M Iqbal saat keluar dari Balai Adat LAM Riau di Pekanbaru, Rabu (5/6/2024). Foto: Surya/Riau1.

KASAL Laksamana TNI Muhammad Ali (kiri) bersama Kapolda Riau Irjen M Iqbal saat keluar dari Balai Adat LAM Riau di Pekanbaru, Rabu (5/6/2024). Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menjalani proses penabalan dan tepuk tepung tawar di Gedung Lembaga Adat (LAM) Riau, Rabu (5/6/2024). Orang nomor satu di TNI AL ini diberi gelar Datuk Seri Segara Utama Setia Wangsa. 

Gelar ini diberikan LAM Riau karena melihat kepemimpinan Laksamana TNI Muhammad Ali sebagai KASAL yang telah menempatkan TNI AL menjadi militer terkuat keempat di dunia. Ali juga dinilai berprestasi oleh institusi TNI sepanjang tugasnya. Ali telah meraih 22 penghargaan bintang tanda jasa dari pemerintah dan institusi TNI

LAM Riau sepatutnya berbangga hati karena Ali ada pertalian keluarga dari orang Melayu. Selama karirnya, Ali pernah bertugas sebagai Danlanal Dumai dan Komandan di Perairan Indonesia Bagian Barat (Pangkoarmada I). Ali juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I hingga mencapai puncak karir tertinggi sebagai KASAL.

Ali menikah dengan Fera, perempuan yang lahir di tanah Melayu, tepatnya Tarempa, Kepulauan Riau (Kepri). Dalam budaya Melayu, sebuah nama dan gelar akan termuat kisah, doa, harapan, dan bahkan kenangan. 

Oleh karenanya, segala nama dan gelar itu dihubungkan dengan sesuatu yang baik dan mulia. Diharapkan, kebaikan dan kemuliaan tersebut menjadi sesuatu yang nyata dalam kehidupan, bermanfaat bagi orang lain, dan sejalan dengan amanah nama yang diembannya.

Setelah melalui prosesi penabalan gele adat dan tepuk tepung tawar penganugerahan adat, Ali berhak menyandang gelar adat selama masa hidupnya. Ali berhak dipanggil dengan sapaan kehormatan Datuk Seri.

Kata Datuk ini berhulu kepada bahasa Sansekerta yang bermakna orang yang mulia. Seorang Datuk adalah pemimpin utama di tengah masyarakat. Kata Datuk ini tidak hanya dipakai di Riau, tapi juga di berbagai lawasan rumpun Melayu. Kata Datuk diikuti dengan kata Seri. 

Kata Seri ini memiliki arti kilau cahaya dalam diri yang muncul ke permukaan, atau aura positif. Sehingga, Datuk Seri berarti seorang pemimpin yang menjalankan amanah dipundaknya dengan cara berbuat sesuai dengan ketentuan sang pencipta. Datuk Seri menjalankan kepemimpinannya sesuai dengan perjanjian kepemimpinan dan kaidah-kaidah kemanusiaan yang universal.

Sedangkan kata Segara dalam frasa Segara Utama Setia Wangsa tidaklah memiliki arti yang tunggal. Secara harfiah, kata Segara berarti air atau lautan. 

Kata Segara memiliki arti tentang sesuatu atau seseorang yang memiliki kedalaman nilai dalam diri, memiliki kekuatan besar bak gelombang yang bergulung-gulung. Sementara itu, kata Wangsa memiliki arti Bangsa. Setia Wangsa artinya meletakkan kecintaan dan kesetiaan kepada bangsa dan negara, mengatasi kecintaan kepada diri sendiri dan kelompoknya.

Jasa seseorang tentu tidak hanya dilihat secara kasat mata seperti pemberian benda tertentu. Jasa dapat dipandang dari sudut penjagaan kelautan kepulauan Melayu dan Indonesia pada umumnya. 

Peradaban kebudayaan Melayu melalui masyarakatnya dapat berkembang sebab laut sebagai tempat masyarakat Melayu mencari kehidupan. Melalui pertahanan dan keamanan laut, nelayan bisa melaut. 

Melalui pertahanan dan keamanan laut pula jalur peredaran narkoba bisa ditekan. Selain itu, KASAL Laksamana Ali banyak pula membantu dan mempermudah masyarakat Melayu Dumai dalam memenuhi kebutuhan ekonominya.

"Menjadi kehormatan tersendiri. Karena saya baru saja dianugerahi gelar masyarakat adat Melayu Riau sebagai Datuk Seri Segara Utama Setia Wangsa. Gelar ini merupakan amanah," ucap Laksamana Ali dalam pidatonya.