Kawasan Bandara Baru Lebih Memungkinkan di Siak

15 Mei 2024
Sekdako Pekanbaru Indra Pomi Nasution. Foto: Istimewa.

Sekdako Pekanbaru Indra Pomi Nasution. Foto: Istimewa.

RIAU1.COM -Pemindahan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II dari Pekanbaru ke wilayah lain telah dibahas sejak lima tahun lalu. Jika memang dipindahkan, wilayah yang cocok dibangun bandara di perbatasan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak.

"Berkaitan dengan bandara, tidak mesti di Pekanbaru. Kawasan bandara baru yang paling memungkinan itu di Siak," kata Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Rabu (15/5/2024).

Karena, ada Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan kelapa sawit yang akan berakhir. Luas lahan tersebut sekitar 1.000 Hektare (Ha).

Diberitakan sebelumnya, Bandara SSK II Pekanbaru diprediksi over kapasitas pada 2025. Bandara ini harus segera dipindahkan ke lokasi lain dalam kabupaten yang berdampingan dengan Kota Pekanbaru.

Awalnya, kapasitas Bandara SSK II sekitar 4 juta orang. Ternyata, kapasitas Bandara SSK II ini terpenuhi pada 2017 lalu.

Makanya, penambahan kapasitas dilakukan seperti yang terlihat saat ini. Di sebelahnya, ada lapangan udara tipe A.

Lapangan udara ini digunakan sebagai tempat latihan Angkatan Udara Asia. Dengan adanya dua aktivitas bandara, maka jalur penerbangan sangat padat.

Menurut hasil penelitian PT Angkasa Pura II pada 2014, jumlah penumpang di Bandara SKK II akan mencapai 9,5 juta jiwa per tahun. Hal itu akan terjadi pada 2025.

Kalau bangunan ditambah lagi, maka Bandara SSK II hanya sanggup menampung 8 juta orang. Untuk itu, Pekanbaru membutuhkan bandara baru dengan konsep Aerocity dengan luas 10.000 hektare di kawasan Metropolitan Pekansikawan (Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan). Bandara Aerocity yang dimaksud terintegrasi dengan pergudangan, perumahan, terminal antara modal, perkantoran, kawasan industri, dan tempat wisata yang didukung oleh infrastruktur perkotaan modern.