Kepala Disdalduk KB Pekanbaru M Amin. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Para kader posyandu perlu menjalani pelatihan. Agar, penimbangan anak bawah lima tahun (balita) akurat.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru Muhammad Amin, Kamis (31/10/2024), mengatakan, pelaporan dan intervensi yang tepat dalam menangani kasus stunting sangat penting. Laporan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) menjadi dasar utama dalam menentukan langkah intervensi yang diperlukan.
"Melalui timbangan antopometri, kami otomatis menunggu laporan dari EPPGBM. Ketika terjadi kesalahan pengukuran atau ketidaktepatan, kader posyandu yang melakukan penimbangan perlu mendapatkan pelatihan lebih lanjut untuk penguatan kemampuan mereka," ujarnya.
Stunting bukan hanya disebabkan oleh kurangnya asupan gizi. Tetapi, stunting juga dapat dipicu oleh penyakit lain.
"Stunting juga bisa terjadi akibat penyakit penyerta seperti gangguan jantung dan lainnya. Oleh karena itu, intervensi dilakukan dengan terlebih dahulu mengobati penyakit penyerta tersebut," jelas Amin.
Salah satu langkah yang dilakukan Disdalduk KB adalah melalui audit kasus stunting. Dalam audit kasus, Disdalduk KB menemukan balita dengan berat badan 9,1 kg.
Seharusnya, berat badan balita tersebut mencapai 10 kg. Setelah dilakukan intervensi dengan pemberian susu formula yang kuat, berat badannya mencapai target. Kemudian, balita tersebut dioperasi untuk mengatasi masalah kesehatannya.
Amin juga menekankan pentingnya kehadiran masyarakat di posyandu. Hal ini guna memastikan data penimbangan yang akurat.
"Kami mengimbau kepada masyarakat yang memiliki balita untuk hadir di posyandu setiap bulannya. Kehadiran ini penting agar data penimbangan lebih akurat dan intervensi yang tepat dapat dilakukan," ucap Amin.