Asisten II Setdako Pekanbaru El Syabrina. Foto: Istimewa. .
RIAU1.COM -Pekanbaru mengalami deflasi akibat penurunan harga cabai merah dan bawang merah yang cukup tajam. Kini, Pekanbaru dikhawatirkan dengan naiknya harga beras secara perlahan.
"Deputi Bank Indonesia perwakilan Riau Maria Cahyaningtyas mengatakan bahwa kita harus membantu masyarakat golongan ekonomi rendah dengan mengadakan pasar murah. Hal ini guna meningkatkan daya beli masyarakat," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru El Syabrina sebelum membuka kegiatan pasar murah di halaman Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan), Rabu (9/11/2022).
Hal ini berkaitan dengan inflasi. Disampaikan Deputi Bank Indonesia perwakilan Riau, tingkat inflasi Pekanbaru lebih tinggi dari rata-rata nasional. Inflasi Pekanbaru 6,44 persen dari tahun ke tahun.
Tapi dari bulan ke bulan, Pekanbaru mengalami deflasi. Karena, ada beberapa komoditas yang harga jualnya turun seperti cabai dan bawang merah. Sebaliknya, harga beras mengalami peningkatan.
"Jadi, kami sangat perhatian dengan kebaikan harga beras ini. Kami menjalin sama antar daerah yang diinisiasi oleh Direktur PT Sarana Pangan Madani (SPM) Ade Daulay. Beliau berusaha melakukan kontrak dengan para petani di Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan, dan provinsi tetangga," ungkap El Syabrina.
Dari kegiatan-kegiatan pengendalian inflasi daerah, Pekanbaru mendapat penghargaan TPID hingga dua kali berturut-turut. Hal ini tak terlepas dari sinergi Pemko dengan Bank Indonesia dan kegiatan yang dilaksanakan oleh OPD terkait, salah satunya Distankan.
"Saat harga cabai membumbung tinggi hingga Rp100.000 per kg, Distankan melakukan aksi penanaman cabai dan memberikan bantuan bibit cabai kepada setiap Kepala Keluarga (KK). PT SPM juga akan melakukan penanaman 100.000 bibit cabai. Aksi ini ada sumbangsihnya terhadap penurunan harga cabai yang dirasakan saat ini," ucap El Syabrina.