Disperindag Pekanbaru Minta Pengelola Pasar Induk Atur Sirkulasi Orang dan Barang
Kepala Disperindag Pekanbaru Zulhelmi Arifin. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Pembangunan Pasar Induk Pekanbaru ditargetkan rampung akhir tahun ini. Namun, pengelola Pasar Induk diminta segera membuat sirkulasi arus barang dan orang.
"Saya sudah meninjau kondisi Pasar Induk terkini. Terkait keluhan warga sekitar, pihak ketiga sudah memperbaiki," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin, Selasa (10/10/2023).
Dari hasil peninjauan, Pasar Induk diharapkan sudah beroperasi pada akhir tahun ini. Tempat bongkar muat barang sudah dibuat pengelola.
"Kami minta agar sirkulasi pasar diatur sebaik mungkin. Pintu masuk dan pintu keluar diminta agar dibedakan. Artinya, sirkulasi orang dan barang harus lancar," tegas Ami, sapaan akrabnya.
Diberitakan sebelumnya, pembangunan Pasar Induk ini penuh dengan dinamika dimulai pada 2016 lalu. Pemko Pekanbaru dan pihak PT ARB, sebagai penyewa lahan, sudah menandatangani kontrak kerja sama pada Oktober 2016 lalu.
Pengelolaannya diberikan kepada PT ARB selama 30 tahun. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) baru bisa diselesaikan 2017.
Pembangunan dilakukan pada 2018. Rupanya, PT ARB kekurangan modal melanjutkan pembangunan akibat pandemi Covid-19.
Pasang surat pembangunan terjadi selama masa pandemi, tahun 2020 dan 2021. Selain masalah finansial akibat pandemi, PT ARB juga meminta kepastian status lahan.
Akhirnya, Hak Pengelolaan Lahan (HPL) diterbitkan Kementerian ATR/Badan Pertanahan Nasional pada 2022. Bermodalkan HPL ini, PT ARB mendapat suntikan dana dari bank untuk melanjutkan pembangunan Pasar Induk. Karena, PT ARB telah menghabiskan dana Rp60 miliar dengan capaian pembangunan 60 persen, sejak 2017 hingga 2022.
Tim Pemko Pekanbaru juga telah membahas penyesuaian waktu pembangunan Pasar Induk di Jalan Soekarno-Hatta. Pasalnya, PT ARB sempat terkendala dana akibat pandemi Covid-19 dan belum adanya sertifikat HPL dari Pemko Pekanbaru. Pembangunan Pasar Induk itu menggunakan skema Build Operate Transfer (BOT) atau biaya pembangunan ditanggung seluruhnya oleh investor.