Kepala Disbudpar Pekanbaru Masriyah. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Kawasan wisata pulau Semut dikelola oleh masyarakat di Jalan Limbungan Ujung, Kecamatan Rumbai Timur saat ini. Diharapkan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pekanbaru bisa ikut mengelola pulau Semut.
"Karena, potensi wisawatan ke Pulau Semut bagus sekali. Kami akan melakukan pendekatan ke masyarakat," kata Kepala Disbudpar Pekanbaru Masriyah, Rabu (27/12/2023).
Sebelumnya, pulau Semut ini diekspos oleh pihak PT Pertamina Patra Niaga di Hotel Novotel Pekanbaru pada 5 Oktober 2023. Junior Officer II Communication and Relation PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Rendy Saputra mengungkapkan, Pertamina Fuel Terminal Siak telah menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan/Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat sekitar. Penyaluran dana CSR dibagi menjadi dua zona.
Zona pertama ini berada di sekitar Depot Pertamina Pekanbaru di Jalan Tanjung Datuk, Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh. Zona kedua, dana CSR digunakan untuk Ekowisata Pulau Semut. Zona kedua ini berada di Kecamatan Rumbai Timur, tepi sungai Siak.
"Sebelum dibentuknya Ekowisata Pulau Semut, kami menganalisa berbagai permasalahan di zona kedua," ucap Rendy.
Permasalahan itu antara lain, belum ada penanganan yang tepat terhadap lahan kritis akibat abrasi. Minimnya tempat wisata dengan konsep alam di Pekanbaru.
Perekonomian masyarakat menengah ke bawah di kawasan itu. Zona dua (Jalan Limbungan) ini juga keterbatasan sarana dan prasarana. Pengetahuan warga tempatan mengenai pengelolaan wisata alam juga masih minim.
"Kami melihat potensi kawasan pinggiran sungai Siak yang bisa dijadikan kawasan wisata. Potensi itu berupa lahan terkikis abrasi yang membentuk pulau kecil," ungkap Rendy.
Ekowisata menjadi produk pariwisata yang diminati pasca pandemi Covid-19. Pertamina juga melihat kesadaran masyarakat dan modal sosial gotong royong terhadap potensi lingkungan sekitar.
Ekowisata Pulau Semut dibentuk mengingat perekonomian terdampak Covid-19 pada 2020. Asesmen siteplan (gambar perencanaan) Ekowisata pulau Semut mulai dibahas.
Perencana pembangunan kawasan Ekowisata Pulau Semut melibatkan warga lokal. Ada warga lokal yang menonjol atau bisa dibilang pahlawan lokal (local hero) bernama Supardi alias Ipal.
Pekerjaannya buruh tidak tetap. Ia sangat inisiatif dalam perencanaan program. Ide-ide serta masukan dan saran yang bersifat membangun selalu diberikan untuk kemajuan kelompok.
"Beliau juga memiliki sifat terbuka dan menerima saran serta masukan kelompok. Sehingga, melahirkan kepercayaan bagi anggota kelompok pada beliau," kata Rendy lagi.
Setelah membuat siteplan, Pertamina bergotong royong membuat jembatan penyambung ke pulau Semut. Pada 2021, kelompok pengelola Ekowisata Pulau Semut dibentuk.
Kelompok Ekowisata ada 35 orang. Pada tahun itu, sekitar 350 bibit pohon ketapang ditanam di kawasan Ekowisata Pulau Semut.
"Kami menanamnya di sepanjang kawasan gerbang Selamat Datang," jelas Rendy.
Sekitar 1.700 bibit buah-buahan seperti markisa, sirsak, nangka, durian, dan manggis juta ditanam di kawasan itu. Sedangkan saung edukasi dibangun di pulau Semut.
"Kami juga menanam 1.000 bibit mangrove (tanaman bakau) di sekeliling pulau Semut," tutur Rendy.
Pada 2022, turap dibangun guna mengantisipasi abrasi di sekeliling pulau Semut. Jembatan menuju pulau Semut juga diperbaiki.
Pada 2023, saluran air bersih, listrik, dan mandi cuci kakus (MCK) dibangun. Tempat sandar sampan juga dibangun di kawasan itu.
Pertamina kembali menanam bibit mangrove dan memunculkan pedagang UMKM pada tahun itu. Pada 2024, Pertamina melakukan pengelolaan sampah, pengembangan UMKM, dan integrasi wisata.
"Ekowisata pulau Semut mempunyai potensi yang sangat besar bagi perkembangan wisata di Pekanbaru. Karena, belum ada wisata pulau di tengah-tengah kota. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak dan komitmen anggota kelompok untuk mejadikan pulau Semut sebagai cikal bakal wisata alam di Pekanbaru," tutur Rendy.