Sekdako Pekanbaru Indra Pomi Nasution saat menggendong balita di Jambore Kader Posyandu. Foto: Istimewa.
RIAU1.COM -Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021, persentase prevalensi stunting 12,4 persen di Pekanbaru. Pada 2022, prevalensi stunting meningkat menjadi 16,8 persen.
"Stunting dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan. Faktor lingkungan itu seperti sanitasi, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan lain-lain," kata Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Selasa (26/9/2023).
Angka prevalensi stunting ini menjadi indikator nasional. Sehingga, stunting ini tetap menjadi catatan bagi para pemimpin di pusat.
"Karena, stunting merupakan ukuran kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Angka stunting terus dipantau pemerintah pusat di daerah-daerah. Karena, stunting merupakan ukuran kesejahteraan masyarakat.