Kepala Perwakilan BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Pemko Pekanbaru terus berupaya memberantas stunting (gangguan pertumbuhan pada anak). Pasalnya, anak stunting sangat rentan terjangkit penyakit tidak menular.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Riau Mardalena Wati Yulia di Makodim 0301 Pekanbaru, Jumat (4/11/2022), mengatakan, agenda pembangunan Indonesia sangat memberikan perhatian pada pembangunan manusia. Hal ini merupakan amanah konstitusi yang telah digariskan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang memberikan setiap individu untuk hidup lahir dan batin dalam keadaan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan.
"Sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, adil, makmur, melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang. Rencana pembangunan ini membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing," ujarnya.
Individu yang sehat juga merupakan pra syarat untuk menentukan tercapainya bonus demografi. Bonus demografi itu adalah kondisi usia produktif yaitu 15-64 tahun lebih banyak dari usia non produktif.
Ketika penduduk usia produktif tersebut tidak sehat dan tidak berkualitas tentu akan menjadi beban bagi negara. Di satu sisi, masih ada anak-anak yang mengalami stunting.
"Anak stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan karena kekurangan gizi dan nutrisi dalam waktu yang cukup lama. Ketika anak mengalami stunting, tidak hanya pertumbuhan fisiknya terganggu tapi juga perkembangan otaknya terganggu," ungkap Mardalena.
Maka, si anak tak akan mampu mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Akhirnya, si anak tak bisa menyelesaikan sekolahnya. Karena sekolah tak selesai, si anak tidak mendapat pekerjaan yang layak.
"Anak stunting juga akan rentan dengan penyakit tidak menular saat dewasa. Stunting ini tak bisa diobati tapi dicegah," ucap Mardalena.