Kalaksa BPBD Pekanbaru Zarman Candra. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Sebanyak 19 kebakaran lahan terjadi di Pekanbaru sepanjang bulan Oktober 2024. Hal ini disebabkan cuaca yang panas ekstrem.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru Zarman Candra, Kamis (31/10/2024), mengatakan, cuaca ekstrem terjadi di Pekanbaru sepekan terakhir. Cuaca panas ekstrem ini akibat pengaruh siklus global telah menyebabkan panas terik yang signifikan.
“Meskipun seharusnya kita berada di musim hujan, pengaruh global, termasuk Siklon Trami, berdampak hingga ke Indonesia, khususnya di Kota Pekanbaru. Hal ini mengakibatkan suhu yang sangat panas,” ujarnya.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Pekanbaru diprediksu akan menghadapi hujan dengan intensitas rendah hingga sedang pada pekan depan. Cuaca ini akan memudahkan BPBD mengantisipasi kebakaran lahan yang sering terjadi.
"Pada bulan Oktober, cuaca sangat panas. Cuaca panas ini mengakibatkan sekitar 19 kebakaran lahan yang tersebar di berbagai kecamatan seperti Payung Sekaki, Rumbai, Rumbai Timur, Tenayan Raya, Bukit Raya, Binawidya, dan Tuah Madani,” jelas Zarman.
Dengan kondisi cuaca yang panas ekstrem diharapkan warga Pekanbaru tetap waspada dan siap menghadapi bencana. Pada 29 Oktober malam, Pekanbaru dilanda hujan yang cukup deras. Sehingga, penanganan kebakaran lahan bisa terkordinir dengan baik.
"Namun, kami juga harus waspada terhadap bahaya pohon tumbang yang dapat terjadi akibat angin kencang,” ucap Zarman.
Angin kencang menyebabkan tiga kejadian pohon tumbang di beberapa lokasi di Kota Pekanbaru pada 29 Oktober malam. Pohon-pohon yang rawan tumbang perlu diantisipasi bersama, mengingat bahaya yang ditimbulkan.
"Kami akan terus memantau situasi dan melakukan langkah-langkah antisipatif. Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, kami mengimbau seluruh warga untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang guna mencegah terjadinya bencana lebih lanjut," sebut Zarman.