Sapi Kurban Kurang Laku di Pekanbaru Tahun Ini, Dipengaruhi Isu Virus PMK hingga Biaya Angkut
Aldi, mengikat kambing untuk kurban di halaman Masjid Istiqmah, Jalan Sembilang, Kecamatan Rumbai. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Penjualan sapi kurban sedikit menurun di Pekanbaru tahun ini. Hal ini dipengaruhi isu virus penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga biaya angkut.
Aldi, penjual hewan kurban di Kecamatan Rumbai Timur, Minggu (10/7/2022), mengungkapkan, penjualan kambing untuk kurban masih sama seperti tahun sebelumnya. Sedangkan penjualan sapi agak menurun akibat isu virus PMK.
Ongkos angkut hewan kurban juga makin naik. Sapi yang akan masuk ke Pekanbaru harus disertai dari surat dari pemerintah yang ada biayanya.
"Jadi, harga sapi dan kambing kurban naik. Hal lain yang mempengaruhi adalah hari raya Iduladha berdekatan dengan jadwal anak mendaftar di sekolah," kata Aldi.
Diduga, faktor-faktor inilah yang membuat minat orang menurun untuk berkurban tahun ini. Harga sapi sangat berpengaruh besar. Namun, harga kambing masih stabil seperi tahun-tahun sebelumnya.
"Sapi terjual 15 ekor pada tahun lalu. Sedangkan tahun ini, hanya sekitar 10 ekor sapi," ungkap Aldi.
Sedangkan kambing terjual 50 ekor pada tahun lalu. Tahun ini, kambing terjual 60 ekor lebih.
"Penjualan kambing lebih lumayan tahun ini," ucap Aldi.
Kambing didatangkan dari Sumatera Utara. Sedangkan sapi didatangkan dari Pasir Pengaraian (Kabupaten Rokan Hulu) dan sapi lokal Pekanbaru.
"Sapi dari luar kota yang modalnya agak lumayan besar. Harga sapi dengan berat 80 kilogram sekitar Rp18 juta," jelas Aldi.
Kalau sapi berat 60 kilogram antara Rp15 juta-Rp16 juta. Harga kambing antar Rp2,5 juta paling murah hingga Rp2,7 juta paling mahal.
Sebelum disebar ke penjual kecil, kesehatan sapi dan kambing diperiksa oleh petugas kesehatan hewan. Pemeriksaan dilalukan di tempat penampungan hewan pedagang besar.