Kepala Disdalduk KB Pekanbaru M Amin. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru menemukan 165 anak mengalami stunting. Stunting pada anak tersebut bukan akibat salah asuh, melainkan faktor ekonomi.
Kepala Disdalduk KB Pekanbaru Muhammad Amin, Kamis (31/10/2024), mengatakan, pihaknya telah didatangi oleh tim surveyor. Tim ini akan melakukan survei untuk mengetahui prevalensi stunting.
"Tim survei ini sudah berada di Pekanbaru. Hasil sensusnya akan segera keluar. Kami akan mendampingi dan memfasilitasi proses ini dengan baik," jelasnya.
Diharapkan, angka prevalensi stunting akurat. Karena, penimbangan anak bawah lima tahun di Posyandu menunjukkan bahwa terdapat sekitar 251 kasus stunting.
"Dari angka tersebut, kami melakukan verifikasi lebih lanjut. Kami mendapati bahwa sekitar 165 kasus disebabkan oleh faktor ekonomi, bukan pengasuhan," ungkap Amin.
Untuk mengatasi masalah ini, Disdalduk KB akan membantu keluarga yang membutuhkan melalui program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Program ini bertujuan untuk membantu Disdalduk yang mengalami kesulitan ekonomi melalui fasilitator klinis dan pangan.
Penimbangan di Posyandu juga dipengaruhi oleh jumlah kehadiran. Jika sedikit yang hadir, maka jumlah anak yang terjaring oleh aplikasi dari Pusat Pendidikan Gizi dan Balai Penelitan Kesehatan (PPGBF) juga akan sedikit.
Dengan upaya ini, diharapkan angka prevalensi stunting di Kota Pekanbaru dapat ditekan secara signifikan. Sehingga, kesejahteraan anak-anak semakin meningkat.