Klaster Sekolah Abdurrab Bikin Heboh Pemko Pekanbaru, Harus Terima Nasib Turun ke PPKM Level 2
Jajaran Pemko Pekanbaru bersama Polri dan TNI saat rapat evaluasi PPKM di Ruang Rapat Multimedia Mal Pelayanan Publik pada 7 Desember 2021. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Klaster Sekolah Abdurrab Islamic School pertama kali diketahui pada 26 November 2021 lalu. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru bersama instansi terkait langsung menuju lokasi guna mengecek jumlah peserta didik dan guru hingga pekerja lainnya yang beraktivitas di dalam sekolah, Jalan Bakti, Kecamatan Marpoyan Damai.
Dalam proses identifikasi jumlah orang yang terpapar virus corona, pihak yayasan tak mau bekerja sama. Akhirnya, pihak kepolisian mengambil tindakan. Meski begitu, orang tua peserta didik tak ingin anaknya menjalani isolasi di fasilitas pemerintah.
Disepakati, peserta didik dan guru menjalani isolasi di asrama sekolah tersebut hingga sembuh. Di tengah masa isolasi itu, 25 peserta didik menghilang.
Kepala Dinkes Kota Pekanbaru Dokter Arnaldo Eka Putra, Senin (29/11/2021) malam, membenarkan informasi terkait kaburnya 25 pelajar SMP dan SMA Abdurrab positif corona saat menjalani isoter. Para pelajar itu dibawa keluarganya.
"Kami tidak tahu bagaimana bisa dibawa paksa keluarganya. Kini, tim kami sedang di sana yang terdiri dari tenaga kesehatan (nakes) Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani dan kepolisian," ungkapnya.
Tim sedang meminta data 25 pelajar yang dibawa pulang orang tua atau walinya. Namun, pihak yayasan terkesan menutupi.
"Ini kesulitan kami di lapangan. Sampai sekarang, tim kami masih di sana," ujar Dokter Naldo.
Pada awalnya, ada 113 pelajar positif corona pada 26 November lalu. Setelah dilakukan pelacakan kontak, sebanyak 127 orang positif corona.
"Mereka yang positif itu terdiri dari pelajar dan guru. Awalnya, seluruh yang positif corona menjalan isoter," jelas Dokter Naldo.
Saat akan dipindahkan dari sekolah itu, terjadi penolakan dari orang tua murid. Perdebatan terjadi dengan tim RSD Madani.
"Akhirnya, kami izinkan isoter di situ. Kami datangkan nakes ke sana. Ternyata tanpa sepengetahuan kami, ada 25 orang dipaksa wali murid untuk dibawa pulang," ucap Dokter Naldo.
Saat ini, 25 pelajar yang menghilang itu sedang dicari datanya. Tim Dinkes dan Polresta Pekanbaru masih berada sekolah itu hingga malam ini.
"Mereka (pihak yayasan) terkesan lambat seperti ada yang ditutupi. Kabid P2P Dinkes, kepala Puskesmas Garuda, dan tim Epidemiologi, dan Polsek Bukit Raya masih berada di sekolah itu," sebut Dokter Naldo.
Dinkes Kota Pekanbaru terus berkoordinasi dengan orang tua pelajar tersebut. Agar, peserta didik itu tak menularkan virus corona ke orang lain.
"Kami masih melacak keberadaan 25 pelajar yang menghilang saat proses isolasi di lingkungan sekolahnya. Pasalnya, sebagian dari mereka tinggal di luar kota," kata Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy di Gedung Daerah Riau, Rabu (1/12/2021).
Dinkes terus berupaya dengan pihak sekolah dan keluarganya. Agar, 25 pelajar yang positif corona itu jangan sampai menularkan kepada keluarganya atau masyarakat yang lain.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas, Kamis (2/12/2021), mengatakan, klaster sekolah muncul di SMP dan SMA Abdurrab pada pekan lalu. Pihak sekolah sudah diberi peringatan agar menerapkan protokol kesehatan lebih ketat.
"Karena, sekolah itu menyediakan asrama bagi pelajarnya. Makanya, kami ingatkan agar mengantisipasi kejadian serupa," ujarnya.
Akibat kejadian 26 November itu, SMP dan SMA Abdurrab ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan. Penutupan aktivitas sekolah itu sesuai prosedur.
"Meski ada kejadian ini, PTM di sekolah lain tak terganggu. Kejadian ini harus dijadikan pelajaran bagi sekolah lain," ucap Ismardi.
Klaster SMP dan SMA Abdurrab Islamic School diduga muncul saat kegiatan vaksinasi massal pelajar dan guru beberapa hari sebelum 26 November 2021. Penyebaran semakin parah karena para pelajar tinggal di asrama sekolah tersebut.
Wali Kota Pekanbaru Firdaus di Gedung Utama Kompleks Perkantoran Tenayan Raya, Jumat (3/12/2021), mengatakan, penanganan pelajar SMP dan SMA Abdurrab yang terjangkit virus corona sudah sangat baik. Hal itu terlihat saat peninjauan pada 30 November.
"Harapan saya (penyebaran Covid-19 bisa terkendali (di lingkungan sekolah itu). Kami tetap memberikan dukungan (agar pelajar cepat sembuh)," harapnya.
Pengelola (Yayasan Abdurrab) harus serius dalam penerapan prokes. Namun peninjauan itu, rupanya pihak yayasan sangat disiplin dengan prokes.
"Diduga, (penyebaran Covid-19) waktu itu (berawal saat) ada vaksinasi massal. Mungkin terkontak saat berbaur, apakah itu dengan guru atau lainnya. Pelajar yang berada di dalam asrama (terkontak)," ucap Firdaus.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru masih melacak sumber penyebaran virus corona di SMP dan SMA Abdurrab Islamic School di Jalan Bakti, Kecamatan Marpoyan Damai. Dugaan sementara, virus corona ditularkan oleh guru yang tinggal di luar asrama sekolah tersebut.
"Sampai kini, kami belum bisa menentukan sumber penyebaran virus corona di sekolah tersebut. Seluruh pelajar tinggal di asrama sekolah tersebut," kata Sekretaris Dinkes Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy di Gedung Daerah Riau, Rabu (1/12/2021).
Berdasarkan analisa, ada beberapa guru sekolah itu yang tinggal di luar asrama. Namun, Dinkes harus melacak kembali sumber penyebaran virus corona di sekolah tersebut.
"Hingga saat ini, pelajar dan guru yang positif mencapai 137 orang. Hal itu terungkap saat kami melakukan swab test ulang," ungkap Dokter Bob, sapaan akrabnya.
Pemerintah pusat menyatakan Pekanbaru kembali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 setelah dua pekan lalu menerapkan PPKM level 1. Salah satu penyebab kembalinya Pekanbaru ke PPKM level 2 adalah munculnya klaster sekolah (SMP dan SMA Abdurrab) pada 26 November 2021 lalu.
Wali Kota Pekanbaru Firdaus usai rapat evaluasi PPKM di ruang rapat Multimedia, Selasa (7/12/2021), mengatakan, Pekanbaru kembali ke PPKM level 2 mulai hari ini hingga 23 Desember. Hal ini dikarenakan Pekanbaru belum tercapai target untuk vaksinasi warga lanjut usai (lansia).
Walaupun, Pemko Pekanbaru sudah maksimal melakukan vaksinasi bagi lansia. Namun sampai hari ini, target vaksinasi lansia yang disyaratkan belum dapat tercapai.
"Hal lain yang mempengaruhi yaitu munculnya klaster sekolah yang terjadi pada pekan lalu. Pencapaian kontak erat 1 banding 14 tak tercapai," sebut Firdaus.
Pelacakan kontak erat sulit dilakukan karena sekolah itu memiliki asrama. Meski begitu, peserta didik yang terpapar memang tak banyak berkontak di luar.
"Sehingga, kami tak bisa mencapai target kontak erat. Kalau pada PPKM level 2, (pelacakan kontak era) bertambah lagi menjadi 1:15," ucap Firdaus. Klaster SMP dan SMA Abdurrab Islamic School diduga muncul saat kegiatan vaksinasi massal pelajar dan guru beberapa hari sebelum 26 November 2021. Penyebaran semakin parah karena para pelajar tinggal di asrama sekolah tersebut.
Sebanyak 140 guru dan peserta didik SMP dan SMA Abdurrab Islamic School Pekanbaru telah sembuh dari virus corona. Hal yang sama juga dialami 25 pelajar yang dibawa kabur orang tuanya keluar dari Pekanbaru.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy usai rapat evaluasi PPKM, Selasa (7/12/2021), mengatakan, ada 140 orang yang positif corona di Sekolah Abdurrab. Peserta didik dan guru sudah sembuh saat virus itu menyebar di lingkungan sekolah pada 26 November.
Semua sudah negatif," imbuhnya.
Sedangkan 25 siswa yang dibawa pulang orang tuanya, Dinkes Pekanbaru sudah berkoordinasi dengan Pemprov Riau. Kemudian, Pemprov Riau berkoordinasi dengan dinkes kabupaten kota.
"Itu menjadi tanggung jawab mereka. Karena, mereka sudah berada di luar Kota Pekanbaru. Informasi yang kami terima, 25 pelajar itu juga sudah negatif," jelas Dokter Bob, sapaan akrabnya.
Usai kejadian, pengawasan khusus untuk sekolah ini tidak ada. Walaupun demikian, pengawasan selanjutnya tetap dilakukan Dinkes Pekanbaru.
"Agar, kami tidak kecolongan lagi. Makanya, kami telah meminta Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pekanbaru mengundang pihak sekolah yang memiliki asrama bagi peserta didiknya agar kembali melakukan sosialisasi. Supaya, mereka disiplin dalam penerapan protokol kesehatan (prokes)," ucap Dokter Bob.