Kabur Saat Isolasi, Dinkes Pekanbaru Hubungi Keluarga 25 Pelajar SMP dan SMA Abdurrab

Kabur Saat Isolasi, Dinkes Pekanbaru Hubungi Keluarga 25 Pelajar SMP dan SMA Abdurrab

1 Desember 2021
Sekretaris Dinkes Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy. Foto: Surya/Riau1.

Sekretaris Dinkes Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Sebanyak 25 pelajar SMP dan SMA Abdurrab Islamic School Pekanbaru di Jalan Bakti, Kecamatan Marpoyan Damai, kabur saat menjalani isolasi terpusat (isoter). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru terus berkoordinasi dengan orang tua pelajar tersebut agar tak menularkan virus corona ke orang lain. 

"Kami masih melacak keberadaan 25 pelajar yang menghilang saat proses isolasi di lingkungan sekolahnya. Pasalnya, sebagian dari mereka tinggal di luar kota," kata Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy di Gedung Daerah Riau, Rabu (1/12/2021). 

Dinkes terus berupaya dengan pihak sekolah dan keluarganya. Agar, 25 pelajar yang positif corona itu jangan sampai menularkan kepada keluarganya atau masyarakat yang lain. 

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinkes Kota Pekanbaru Dokter Arnaldo Eka Putra, Senin (29/11/2021) malam, membenarkan informasi terkait kaburnya 25 pelajar SMP dan SMA Abdurrab positif corona saat menjalani isoter. Para pelajar itu dibawa keluarganya. 

"Kami tidak tahu bagaimana bisa dibawa paksa keluarganya. Kini, tim kami sedang di sana yang terdiri dari tenaga kesehatan (nakes) Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani dan kepolisian," ungkapnya. 

Tim sedang meminta data 25 pelajar yang dibawa pulang orang tua atau walinya. Namun, pihak yayasan terkesan menutupi. 

"Ini kesulitan kami di lapangan. Sampai sekarang, tim kami masih di sana," ujar Dokter Naldo. 

Pada awalnya, ada 113 pelajar positif corona pada 26 November lalu. Setelah dilakukan pelacakan kontak, sebanyak 127 orang positif corona.

"Mereka yang positif itu terdiri dari pelajar dan guru. Awalnya, seluruh yang positif corona menjalani isoter," jelas Dokter Naldo. 

Saat akan dipindahkan dari sekolah itu, terjadi penolakan dari orang tua murid. Perdebatan terjadi dengan tim RSD Madani. 

"Akhirnya, kami izinkan isoter di situ. Kami datangkan nakes ke sana. Ternyata tanpa sepengetahuan kami, ada 25 orang dipaksa wali murid untuk dibawa pulang," ucap Dokter Naldo. 

Saat ini, 25 pelajar yang menghilang itu sedang dicari datanya. Tim Dinkes dan Polresta Pekanbaru masih berada sekolah itu hingga malam ini. 

"Mereka (pihak yayasan) terkesan lambat seperti ada yang ditutupi. Kabid P2P Dinkes, kepala Puskesmas Garuda, dan tim Epidemiologi, dan Polsek Bukit Raya masih berada di sekolah itu," sebut Dokter Naldo.