Proses penuumbangan hewan kurban sebelum penumbangan tahun lalu. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru menyampaikan tata cara penyembelihan hewan kurban yang baik dan benar. Jika asal-asalan, maka hewan kurban akan stres dan mengamuk yang akan membahayakan warga sekitar.
Kepala Seksi (Kasi) Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Distankan Pekanbaru Dokter Hewan (drh) Rita Setyawati saat ditemui di kantornya, Kamis (1/7/2021), mengatakan, bagi masjid yang ingin menggelar kurban, maka diusahakan hewan yang mau dipotong harus diberi jeda waktu antara waktu pemotongan dengan waktu kedatangan hewan. Hewan kurban yang akan dipotong diberi istirahat beberapa jam.
"Jika hewan kurban datangnya malam, maka pemotongan dilakukan pada pagi harinya," ujarnya.
Lokasi pemotongan harus dipisahkan antara bagian yang bersih dan kotor. Maksudnya, lokasi penyembelihan dan lokasi pemotongan daging diberi jarak.
"Kandang hewan kurban yang dalam antrean penyembelihan ditutup dengan tirai atau sejenisnya. Hal ini agar proses penyembelihan tak terlihat oleh hewan kurban yang dalam antrean. Jika tidak dilakukan penutupan, maka hewan kurban itu akan stres dan mengamuk," jelas drh Rita.
Saat penumbangan, jangan sampai hewan kurban disakiti. Dikhawatirkan, hewan tersebut makin mengamuk sehingga membahayakan orang-orang sekitar.
"Di samping itu, paru-parunya juga muncul bercak-bercak karena stres. Jadi kalau ingin menumbangkannya gunakanlah cara yang aman," saran drh Rita.
Kalau bisa, doanya itu sebelum hewan kurban ditumbangkan. Jadi, hewan kurban tak terlalu lama direbahkan. Setelah itu, hewan kurban langsung disembelih.