DLHK Pekanbaru Beli Peralatan untuk Aktifkan Timbangan Truk Sampah

21 Juni 2021
Wali Kota Pekanbaru meninjau timbangan di TPA 2 Muara Fajar yang tak pernah diaktifkan sejak 2017. Foto: Surya/Riau1.

Wali Kota Pekanbaru meninjau timbangan di TPA 2 Muara Fajar yang tak pernah diaktifkan sejak 2017. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru akan membeli peralatan untuk mengaktifkan timbangan truk sampah. Rupanya, timbangan ini tak pernah diaktifkan sejak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 2 Muara Fajar rampung dibangun pada 2017 silam. 

"Timbangan truk sampah di TPA 2 Muara Fajar akan diaktifkan. Rupanya, sejak awal TPA 2 dibangun, timbangan itu memang tak pernah digunakan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLHK Pekanbaru Marzuki, Senin (21/6/2021). 

Marzuki sudah sudah mencari peralatan untuk mengaktifkan timbangan truk sampah itu. Peralatan timbangan itu harus dibeli lagi. 

"Saya akan beli peralatan timbangan itu setelah APBD Perubahan. Sistem dan aplikasinya sudah dibangun," ujar Marzuki.

Diberitakan sebelumnya, pengelolaan sampah dinilai tak efisien di TPA Muara Fajar, Kecamatan Rumbai. Pasalnya, truk angkut sampah harus bolak-balik ke TPA 1 hanya untuk menimbang berat sampah sebelum menuju ke TPA 2.

"Pengelolaan sampah saat ini tidak efisien. Karena, truk angkut sampah harus menuju ke tempat timbangan di TPA 1 Muara Fajar," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus, Minggu (13/6/2021). 

Setelah menjalani penimbangan, truk angkut sampah menuju ke TPA 2. Padahal, TPA 2 juga memiliki timbangan tetapi belum difungsikan.

"Saya sudah perintahkan ke DLHK agar mengaktifkan timbangan di TPA 2. Karena, timbangan ini tak pernah digunakan sejak TPA 2 selesai dibangun," ucap Firdaus.

Padahal, DLHK sudah diingatkan agar menggunakan timbangan di TPA 2. Kenyataannya, DLHK masih menggunakan timbangan di TPA 1. 

Hal ini tidak efisien. Karena, truk angkut sampah harus bolak-balik ke TPA 1 sebelumnya menuju ke TPA 2.

"Dari Jalan  Lintas Timur ke menuju ke TPA 1, kalau bolak-balik jaraknya 1,5 kilometer. Ini memakan waktu dan biaya," jelas Firdaus.